DETROIT, KOMPAS.com – Joe Biden melanjutkan tren kemenangannya di pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat. Membuatnya makin dekat mengunci tiket sebagai calon presiden (capres) yang diusung partai itu.
Mantan wakil Barack Obama itu merengkuh kemenangan di empat dari enam negara bagian yang memilih di Mini Tuesday (10/3/2020).
Kemenangan krusial diraih di Michigan, yakni di momen Biden menumbangkan pesaingnya, Senator Vermont Bernie Sanders, dengan margin meyakinkan 15 poin.
Baca juga: Pria Veteran Ini Memaki Joe Biden: Darah Mengalir di Tanganmu!
Michigan menyediakan 125 delegasi, terbesar untuk kontes Mini Tuesday. Politisi kawakan itu juga menang telak di dua negara bagian lainnya yaitu Missouri dan Mississippi.
Satu kemenangan tipis digamitnya di Idaho. Biden dan Sanders masih bersaing ketat di Washington dan Dakota Utara, di saat surat suara masih dihitung.
Peta politik primary Demokrat memang berubah dengan cepat sejak Biden menang besar di Carolina Selatan pada akhir Februari lalu.
Sanders yang awalnya merupakan favorit kuat kehilangan status unggulannya hanya dalam 10 hari.
Alih-alih melanjutkan pertarungan, kekalahan terbarunya mulai memunculkan seruan agar dia mundur untuk menyatukan Partai Demokrat melawan Presiden Donald Trump pada Pilpres November 2020.
Sempat terpuruk di Kaukus Iowa dan Primary New Hampshire, Biden menyapu 10 dari 14 negara bagian di Super Tuesday pekan lalu.
Baca juga: Pertarungan Capres Demokrat Mengerucut ke Joe Biden Vs Bernie Sanders
Performa mengejutkan ini membuat rival-rival bakal capres yang sempat menghantuinya, seperti miliarder sekaligus mantan Wali Kota New York Mike Bloomberg dan Senator Massachusetts Elizabeth Warren, mundur dari pertarungan.
Elite partai pun berbondong-bondong memberikan endorsement atau dukungan kepada Joe Biden.
Secara matematis, politisi berusia 77 tahun itu hampir separuh jalan menuju tiket capres dengan menguasai 823 delegasi.
Bernie Sanders tertinggal cukup jauh dengan 663 delegasi. Dibutuhkan setidaknya 1991 delegasi untuk memenangkan nominasi capres Demokrat.
Kesuksesan Biden memutarbalikan peruntungan politiknya menjadi bakal capres unggulan atau frontrunner adalah comeback politik paling spektakuler dalam sejarah primary di negeri “Uncle Sam”.
Baca juga: Mengejutkan, Joe Biden Unggul di Super Tuesday
Kunci kemenangan Biden terletak pada keberhasilan dia membangun koalisi luas pemilih seperti yang berhasil dilakukan Obama.
Suami Jill Biden ini dipilih mayoritas pemilih suburban yang cenderung moderat, pemilih wanita, pemilih kulit putih berpendidikan universitas, pemilih lansia, dan pemilih independen.
Keoknya Sanders tidak terlepas dari kegagalan dia memenangkan blok pemilih Afro-Amerika yang selalu memainkan peran kunci menentukan capres Demokrat.
Senator berideologi politik sosialis itu kalah telak di seluruh negara bagian Selatan yang telah memilih. Mayoritas pemilih kulit hitam terkonsentrasi di negara bagian ini, misal Mississippi dan Carolina Selatan yang dimenangkan Biden dengan telak.
Baca juga: Menang Telak di Carolina Selatan, Joe Biden Jadi Penantang Terberat Bernie Sanders
Di Mississippi, Biden menang dengan 81 persen suara di mana Sanders hanya dipilih 16 persen. Exit poll menunjukan 84 persen blok pemilih kulit hitam memberi suaranya ke Biden.
Blok pemilih lain yang mempertegas kejayaan Biden adalah pemilih kulit putih kerah biru yang kebanyakan berbasis di kota kecil dan pedesaan, terutama di kawasan Midwest atau kerap disebut “Rust Belt”, misal di negara bagian Michigan.
Di negara bagian industrial ini, exit poll menunjukan Biden unggul meyakinkan 60 persen di kalangan blok pemilih yang tidak berpendidikan universitas ini.
Biden dan Sanders memang kerap menggaungkan diri sebagai bakal capres pilihan pemilih kerah biru yang mayoritas adalah buruh pabrik.
Kaum buruh yang dikenal loyal terhadap Partai Demokrat secara mengejutkan memilih Trump pada Pilpres 2016. Hengkangnya blok pemilih ini menjadi alasan utama kekalahan capres Demokrat Hillary Clinton di tangan Donald Trump.
Baca juga: Obama Kritik Pemimpin Uzur, Joe Biden: Itu Bukan Saya
Capres Demokrat 2020 harus dapat merebut kembali suara pemilih kerah biru terutama di Michigan, Wisconsin, dan Pennsylvania untuk mengalahkan Trump.
Kegagalan memenangkan blok pemilih ini merupakan pukulan telak bagi Sanders yang menunjukan pemilih kerah biru lebih menginginkan sosok Biden.
Biden dengan ideologi politik moderatnya dan elektabilitas yang konsisten unggul dari Trump dinilai akan dapat mengulangi “Koalisi Obama” yang menang pada pilpres 2008 dan 2012.
Primary berikutnya atau Super Tuesday II akan digelar Selasa depan (17/3/2020) di Arizona, Florida, Illinois, dan Ohio.
Biden difavoritkan menyapu bersih empat negara bagian besar itu yang akan membuat dia selangkah lebih dekat lagi untuk menjadi penantang Trump.
Baca juga: Trump Disebut Perintahkan Tekan Ukraina untuk Selidiki Joe Biden
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.