Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keputusannya Mundur Dianggap Picu Krisis Politik Malaysia, Ini Curahan Hati Mahathir

Kompas.com - 04/03/2020, 22:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, menanggapi tudingan bahwa keputusannya mundur jadi pemicu krisis politik.

Dua hari setelah Muhyddin Yassin dilantik sebagai PM pada Minggu (1/3/2020), Mahathir membeberkan alasannya dalam unggahan di Facebook.

Dalam unggahannya Selasa (3/3/2020), Mahathir Mohamad membantah bahwa dia keputusannya mundur menyebabkan gejolak politik di Malaysia.

Baca juga: Mahathir Salahkan Anwar Ibrahim atas Krisis Politik Malaysia: Dia Terobsesi Jadi PM

Dia berujar, dia mundur pada 24 Februari karena sudah kehilangan dukungan, di mana dia mengeluhkan sekutunya telah mengkhianatinya.

"PM Malaysia menduga krisis bermula ketika saya, Mahathir Mohamad, mengundurkan diri," tulis poltiisi berjuluk Dr M itu dikutip Straits Times.

 

Dia bersikukuh tidak mungkin jika dia mundur tanpa alasan. Apalagi setelah muncul laporan dia didukung baik koalisi penguasa maupun oposisi.

Salah satunya adalah Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang pernah dipimpin oleh Najib Razak, pendahulunya yang kemudian digulingkan.

Politisi berusia 94 tahun itu menyatakan, yang benar adalah dia meletakkan jabatan karena para pendukungnya sudah tidak yakin kepadanya.

Baca juga: Mahathir: Muhyiddin Khianati Saya, si Pecundang Bentuk Pemerintahan

"Seperti yang sudah saya sampaikan di depan Yang di-Pertuan Agong, saya tak memperoleh mayoritas. Jadi, saya tidak layak menjadi PM Malaysia," tegasnya.

Mahathir mengaku, dia menyesalkan fakta bahwa idenya untuk membentuk pemerintahan gabunga, baik dari oposisi maupun koalisi Pakatan Harapan, ditolak.

Pria yang dijuluki Bapak Pembangunan Malaysia tersebut sebelumnya sempat mengusulkan agar pemerintahan mencakup sosok yang berpengetahuan luas.

"Anggota partai juga boleh bergabung, namun sebagai individu. Di sini, mereka tidak boleh membawa agenda partainya," tuturnya.

Di akhir penjelasnnya, Mahathir menuturkan ada kemungkinan saga yang membelit Negeri "Jiran" dalam sepekan terakhir belum selesai.

Baca juga: Momen Manis, Mahathir Mohamad Dapat Pelukan dari Sang Istri

"Jadi saya mengundurkan diri. Dan ternyata krisis ini masih berlanjut. Saya tidak tahu kapankah ini akan berakhir?" tulis dia.

Dalam pidato pertamanya sebagai PM Malaysia, Muhyddin Yassin menuturkan bahwa PM periode 1991-2003 itu sudah memmicu krisis politik dengan mundur.

Dia mengatakan Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), sebenarnya sudah memberikan dukungan kepada Mahathir. Namun, dia nyatanya gagal mendapat mayoritas.

Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah kemudian mengundang sejumlah elite politik, di mana mereka diklaim menawarkan nama Muhyddin.

"Pilihan apa memang yang saya dapatkan? Untuk melanjutkan mendukung Mahathir yang tak punya mayoritas, atau menerima tawaran ini?" tanyanya.

Dia menolak jika disebut pengkhianat, dan menuturkan bahwa jika terus mendukung Mahathir, maka gejolak politik Negeri "Jiran" bakal terus berlanjut.

Baca juga: Muhyiddin Yassin Jadi PM Malaysia, Mahathir Mohamad Melawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com