Ini dilakukan saat invasi Moskwa ke Ukraina memasuki tahun kedua.
AS juga berlakukan sanksi sebagai pembalasan atas kematian pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny.
Dilansir dari Reuters, Presiden Joe Biden mengatakan langkah-langkah tersebut bertujuan untuk memastikan Presiden Rusia Vladimir Putin membayar harga yang lebih mahal atas agresinya di luar negeri dan penindasan di dalam negeri.
Sanksi tersebut menargetkan sistem pembayaran Mir Rusia, lembaga keuangan dan basis industri militernya, penghindaran sanksi, produksi energi di masa depan, dan bidang lainnya.
Mereka juga menyasar petugas penjara yang menurut AS terkait dengan kematian Navalny.
“Tidakkah Washington menyadari bahwa sanksi tidak akan menjatuhkan kita?” kata Duta Besar Rusia untuk Washington, Anatoly Antonov, seperti dikutip di saluran kedutaan besarnya di aplikasi pesan Telegram.
Amerika Serikat juga menjatuhkan sanksi terhadap kelompok kapal tanker terkemuka Rusia, Sovcomflot, dengan tuduhan terlibat dalam pelanggaran batasan harga minyak Rusia yang ditetapkan G7.
Yang juga menjadi sasaran adalah 14 kapal tanker minyak mentah yang menjadi kepentingan mereka.
“Sovcomflot secara keseluruhan, sebagai perusahaan induk, telah terlibat dalam pelanggaran batasan harga selain aktivitas penipuan,” kata seorang pejabat senior Kementerian Keuangan.
Pemerintahan Biden berusaha untuk terus mendukung Ukraina ketika negara tersebut menghadapi kekurangan amunisi yang akut.
Ini dilakukan dengan persetujuan lebih banyak bantuan militer AS yang tertunda selama berbulan-bulan di Kongres AS.
Uni Eropa, Inggris dan Kanada juga mengambil tindakan terhadap Rusia.
https://www.kompas.com/global/read/2024/02/24/070613270/as-siapkan-ratusan-sanksi-untuk-rusia-targetkan-500-entitas