Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Teka-teki Masa Depan Thaksin Shinawatra Sepulangnya ke Thailand Mulai Terbaca

BANGKOK, KOMPAS.com - Teka-teki masa depan Thaksin Shinawatra sepulangnya ke Thailand mulai terbaca.

Perdana Menteri (PM) Thailand yang baru, Srettha Thavisin, dari partai Pheu Thai -yang juga partainya Thaksin- mengatakan awal pekan ini bahwa tokoh yang pernah dua kali menjadi PM tersebut masih bisa mengabdi pada negaranya.

Kemudian, Wakil Perdana Menteri Phumtham Wechayachai pada Jumat (22/9/2023) mengatakan, bahwa dirinya mendukung gagasan menjadikan Thaksin sebagai penasihat pemerintah.

"Ini akan menjadi hal yang baik karena ia mempunyai pengalaman enam tahun di pemerintahan. Ini akan bermanfaat bagi negara," katanya kepada wartawan di gedung pemerintah, dikutip dari AFP.

Thaksin Shinawatra sendiri saat ini sedang menjalani hukuman penjara. Komentar dari Wechayachai pun kemungkinan akan menimbulkan keresahan di kalangan para pengkritik Thaksin.

Seperti diketahui, Thaksin Shinawatra yang digulingkan melalui kudeta militer pada 2006, telah kembali ke Thailand pada Agustus lalu.

Pria berusia 74 tahun itu langsung dipenjara karena hukuman yang dijatuhkan pada dirinya terkait tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. 

Sumber lain dari partai Pheu Thai mengonfirmasi kepada AFP bahwa pemerintahan koalisi baru yang dipimpin oleh patai tersebut berencana untuk berkonsultasi dengan Thaksin, setelah ia dibebaskan dari penjara.

Srettha mengatakan, Thaksin yang kebijakan "Thaksinomics"-nya pada awal tahun 2000an mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat, dapat membantu pemerintah dalam upayanya meningkatkan perekonomian sebesar lima persen per tahun.

“Saya yakin dia mempunyai nilai tambah bagi pemerintah dan rakyat Thailand,” kata Srettha kepada Bloomberg TV dalam wawancara di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York.

“Ia dulu, dan mungkin masih, perdana menteri paling populer dalam sejarah politik Thailand,” katanya.

Meski Thaksin masih dicintai oleh jutaan warga Thailand karena meningkatkan pendapatan pedesaan, ia adalah tokoh yang sangat memecah belah.

Para tokoh penting kerajaan dan promiliter Thailand telah lama mencercanya, dan sebagian besar politik Thailand selama dua dekade terakhir diwarnai oleh upaya pemerintah untuk menjauhkan Thaksin dan sekutunya dari kekuasaan.

Beberapa jam setelah dipenjara, Thaksin dipindahkan ke kamar pribadi di sebuah rumah sakit polisi karena kesehatannya yang buruk, dan menurut putrinya, ia menjalani operasi minggu lalu.

Desas-desus tersebar luas mengenai adanya kesepakatan rahasia untuk memberikan keringanan hukuman kepada Thaksin atas kesediaan Pheu Thai menyertakan partai-partai promiliter dalam aliansi pemerintahannya.

https://www.kompas.com/global/read/2023/09/23/083500070/teka-teki-masa-depan-thaksin-shinawatra-sepulangnya-ke-thailand-mulai

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke