Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kepala Grup Wagner: 10.000 Tahanan yang Direkrut Tewas Perang di Ukraina

Tahun lalu, Prigozhin mengunjungi penjara Rusia guna meyakinkan para narapidana untuk bertarung dengan Wagner di Ukraina.

Imbalannya adalah amnesti setelah mereka kembali jika selamat.

Narapidana diyakini digunakan sebagai umpan meriam di Ukraina, dan merupakan sebagian besar personel Wagner yang tewas di negara pro-Barat tersebut.

"Saya mengambil 50.000 tahanan yang sekitar 20 persennya tewas," kata Prigozhin dalam wawancara video yang diterbitkan Selasa (23/5/2023) malam, dikutip dari kantor berita AFP.

Prigozhin mengatakan, persentase yang sama tewas di kalangan personel yang menandatangani kontrak dengan Wagner, tetapi dia tidak memberikan angka pastinya.

Baik tentara bayaran maupun pasukan reguler Rusia mengatakan pada akhir pekan lalu, Bakhmut yang merupakan titik pusat perang di Ukraina timur telah direbut, tetapi Kyiv mengeklaim bahwa pasukan Ukraina terus berjuang merebutnya.

Prigozhin, yang pengaruhnya meningkat pesat selama lebih dari setahun perang, dengan pedas mengkritik petinggi Rusia, menuduh mereka bertanggung jawab atas kerugian besar.

Dia menuduh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov tidak kompeten dan menyebabkan tewasnya personel yang berlebihan.

  • PBB Ungkap Fakta Tentara Wagner Rusia Bantai 500 Orang di Mali
  • Ukraina Bantah Grup Wagner Rebut Bakhmut
  • Senada dengan Wagner, Ukraina Klaim Pasukan Rusia Mundur Dekat Bakhmut

"Sekarang ada puluhan ribu kerabat dari mereka yang terbunuh. Mungkin akan ada ratusan ribu. Kami tidak bisa bersembunyi dari ini," katanya.

Dia kemudian meminta elite militer Rusia mengirim anak-anak mereka sendiri ke garis depan.

Prigozhin--pengusaha yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin--juga mengecam elite Rusia dengan mengatakan, anak-anak mereka hidup nyaman sementara laki-laki dari daerah miskin tewas di Ukraina.

Menurut Prigozhin, para prajuritnya akan menarik diri dari Bakhmut pada 1 Juni dan menyerahkan kendali kota yang hancur itu kepada tentara Rusia.

Pada awal Mei 2023, Gedung Putih mengatakan bahwa lebih dari 20.000 tentara Rusia tewas dan 80.000 lainnya terluka dalam lima bulan pertempuran di Ukraina timur, khususnya di Bakhmut.

https://www.kompas.com/global/read/2023/05/25/085400470/kepala-grup-wagner--10.000-tahanan-yang-direkrut-tewas-perang-di-ukraina

Terkini Lainnya

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke