BEIJING, KOMPAS.com – China angkat suara usai Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan kepada wartawan pada Senin (20/3/2023) bahwa ICC harus mengambil keputusan yang adil.
Dia menuturkan, berbeda dengan ICC, China akan akan terus mengambil peran yang obyektif dan adil dalam perang di Ukraina.
Wang menambahkan, China akan memainkan peran konstruktif dalam pembicaraan damai, sebagaimana dilansir Reuters.
Diberitakan sebelumnya, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin atas kejahatan perang.
Putin dituduh bertanggung jawab atas kejahatan perang dengan mendeportasi anak-anak Ukraina ke Rusia.
Atas hal tersebut, negara-negara anggota ICC wajib melaksanakan surat perintah penangkapan terhadap Putin.
Saat ini, Putin adalah kepala negara ketiga di dunia yang dijatuhi dakwaan oleh ICC.
Istana Kepresidenan Rusia alias Kremlin dengan cepat menolak tuduhan tersebut.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, keputusan ICC tersebut tidak ada artinya bagi Rusia, termasuk dari sudut pandang hukum.
Sementara itu, para menteri kehakiman dari lebih dari 40 negara akan segera menggelar pertemuan di London, Inggris, pada Senin.
Mereka diagendakan akan membahas peningkatan dukungan internasional terhadap ICC yang tengah menyelidiki kemungkinan kejahatan perang dalam konflik Ukraina.
“Kami berkumpul di London hari ini dengan satu tujuan, untuk meminta pertanggungjawaban penjahat perang atas kekejaman yang dilakukan di Ukraina selama invasi yang tidak adil, tidak beralasan, dan melanggar hukum ini,” kata Wakil Perdana Menteri Inggris Dominic Raab dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.
https://www.kompas.com/global/read/2023/03/20/181600070/china-angkat-suara-soal-perintah-penangkapan-putin-dari-icc