Laporan tersebut disampaikan oleh LSM Iran Human Rights (IHR) yang berbasis di Norwegia, Senin (26/9/2022).
“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk secara tegas dan bersatu mengambil langkah-langkah praktis guna menghentikan pembunuhan dan penyiksaan para pengunjuk rasa,” kata Direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam, dikutip dari kantor berita AFP.
Ia menambahkan, rekaman video dan sertifikat kematian yang diperoleh IHR menunjukkan bahwa amunisi langsung sedang ditembakkan terhadap pengunjuk rasa.
IHR menyebutkan, korban tewas tercatat di 14 provinsi Iran, dengan jumlah tertinggi yaitu 25 di Provinsi Mazandaran, sedangkan tiga kematian dicatat di Teheran.
IHR juga mengatakan, "Sebagian besar keluarga dipaksa untuk diam-diam mengubur orang yang mereka cintai pada malam hari dan ditekan untuk tidak mengadakan pemakaman umum."
"Banyak keluarga diancam dengan tuntutan hukum jika mereka memublikasikan kematiannya."
Menurut jumlah resmi Iran, 41 orang tewas termasuk beberapa anggota pasukan keamanan.
Kematian Mahsa Amini terjadi setelah penangkapannya oleh polisi moral, yang kemudian memicu demonstrasi nasional.
Perempuan berusia 22 tahun itu ditangkap karena diduga melanggar aturan ketat Iran tentang jilbab dan pakaian sederhana.
https://www.kompas.com/global/read/2022/09/27/083000970/update-demo-iran-kematian-mahsa-amini-76-orang-tewas