Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat Keluarga Kerajaan Berjalan Berdampingan Mengantar Ratu Elizabeth ke Perjalanan Terakhirnya

Dalam momen persatuan yang simbolis, Pangeran William dan Pangeran Harry berjalan berdampingan di belakang peti mati Ratu Elizabeth II saat meninggalkan Istana Buckingham.

Pemandangan kebersamaan keluarga kerajaan Inggris berjalan di belakang peti mati tersebut, membangkitkan kenangan pedih tentang pemakaman Diana, 25 tahun yang lalu.

Massa bertepuk tangan untuk prosesi yang khusyuk itu.

Peti mati Ratu, yang dibawa dengan kereta meriam, melewati bawah balkon Istana Buckingham di mana hanya tiga bulan yang lalu pemimpin monarki berusia 96 tahun itu muncul, untuk saat-saat terakhir perayaan Platinum Jubilee.

Prosesi ini membangkitkan kenangan pemakaman Putri Diana pada 1997.

Anggota band memainkan musik muram mengiringi koreografi duka yang dilakukan dengan hati-hati ini.

Beethoven dan Mendelssohn dilantunkan bersama derap langkah kaki berbaris - tepat 75 langkah per menit - dengan suara tapak kuda tersengar di bawah sinar matahari musim gugur London.

Kereta meriam yang sama telah membawa peti mati ayah dan ibu Ratu Elizabeth dan saat rombongan itu lewat ada riak tepuk tangan dan air mata dari orang-orang yang berkerumun di sepanjang rute.

Bersatu meski berbeda

Mereka yang berjalan kaki di belakang peti mati adalah empat anak Ratu Elizabeth, Raja Charles, Putri Anne dan Pangeran Edward, dalam seragam militer, dengan Pangeran Andrew, bukan lagi anggota pekerja kerajaan, dalam setelan jas dan mengenakan medali.

Dan di belakang mereka adalah William, sekarang Pangeran Wales, dan Pangeran Harry, Duke of Sussex, juga sebagai anggota kerajaan yang tak lagi aktif bekerja sehingga tidak mengenakan seragam militer.

Kali ini kedua saudara itu berjalan berdampingan, tidak seperti pemakaman Pangeran Philip tahun lalu ketika mereka memiliki seseorang yang berjalan di antara mereka, dalam apa yang terlihat pada saat itu sebagai tanda keretakan.

Kemunculan keduanya berdampingan mengirimkan pesan visual yang kuat tentang persatuan keluarga, setelah begitu banyak spekulasi tentang ketegangan dan perselisihan di antara mereka.

Istri mereka, Catherine dan Meghan, Duchess of Sussex dan Camilla, Permaisuri, bepergian dengan mobil di belakang.

William, Harry, Catherine, dan Meghan muncul bersama pada akhir pekan untuk menyapa simpatisan di Windsor, menyesuaikan suasana publik yang menginginkan rekonsiliasi, dan membawa kembali kenangan tentang "fab four" (empat anggota yang luar biasa) bangsawan muda.

Sorotan media memuncak dengan klaim bahwa hubungan persaudaraan keduanya menegang, setelah sekarang mereka terpisah di sisi Atlantik yang berbeda.

Tetapi tidak jelas bagaimana kondisi sebenarnya dalam keluarga kerajaan Inggris, dengan momen kesedihan pribadinya saat ini mendapat begitu banyak pengawasan publik.

Kenangan terdahulu

Catherine sekarang adalah Putri Wales yang baru, dan gambar prosesi peti mati mengingatkan kembali pada pemakaman September lainnya, ketika Diana pada 1997 dimakamkan dari Westminster Abbey.

Saat itu, William dan Harry, sebagai anak sekolah, berjalan dalam prosesi pemakaman itu, bersama ayah mereka Raja Charles dan kakek Pangeran Philip. Mereka berjalan berdampingan selangkah demi selangkah ketika mata dunia fokus menyorotnya.

Prosesi hari ini adalah momen nasional lainnya.

Big Ben bergema di jalan-jalan, berdentang setiap menit, menghantar Ratu Elizabeth ke perjalanan terakhirnya meninggalkan Istana Buckingham.

Hubungannya dengan istana itu melintasi era, Ratu Elizabeth dibaptis di sana 96 tahun yang lalu.

Peti mati Ratu Elizabeth ditutupi dengan lambang monarki, simbol kerajaan dan Mahkota Negara Kekaisaran.

Tetapi ada juga relasi pribadi dengan karangan bunga di atasnya, mawar putih dan dahlia putih, juga pinus dari Balmoral dan lavender dan rosemary, yang merupakan simbol kenangan, diambil dari taman di Windsor.

'Pengalaman yang luar biasa'

Di antara ribuan warga yang ada di tempat itu adalah warga Nicola Dainton, seorang nenek berusia 56 tahun dari Chorley Wood, Hertfordshire. Bergabung untuk apa yang digambarkan sebagai momen "sangat emosional" dengan ada putrinya Emily, dan cucunya Freddie (dua tahun), dan bayi Millie.

Dia mengatakan melihat Pangeran William dan Harry muncul "dengan pikiran yang mendalam tentang Ratu." Momen itu menurutnya terasa sangat berbeda dengan pemakaman ibu mereka.

"Mereka adalah dua anak laki-laki saat itu. Ini terasa lebih luar biasa karena mereka ada di sana untuk mendukung keluarga," tambahnya.

Dawn Livingstone, yang bersama enam keluarganya semuanya dari County Tyrone, mengatakan saat-saat itu menyedihkan, muram namun pantas.

"Dia (Ratu Elizabeth) meninggalkan warisan yang tidak akan pernah disamai oleh orang lain," katanya.

"Ini yang paling dekat yang pernah saya kunjungi dengan Ratu. Ini merupakan hak istimewa dan pengalaman yang luar biasa," ujar Matthew Ferguson, anggota keluarga lainnya.

Para pembantu kerajaan menggambarkan prosesi ini sebagai titik balik simbolis yang signifikan dalam perjalanan pemakaman. Ratu adalah kepala keluarganya, tetapi dia juga kepala negara - dan di sini keluarganya mengembalikannya ke ranah publik.

Prosesi itu membawanya ke jantung kehidupan politik Inggris, melalui Whitehall, melewati Downing Street dan ke Gedung Parlemen.

Di Westminster Hall, bagian tertua dari Istana Westminster, ada kebaktian singkat doa dan pembacaan yang dilakukan oleh Uskup Agung Canterbury, Justin Welby.

Dengan Keluarga Kerajaan berdiri di aula bersejarah, sebuah mazmur dinyanyikan - "Ya Tuhan, Engkau telah mencari saya dan mengenal saya" - dan sebuah bacaan yang dimulai "Janganlah gelisah hatimu".

Pangeran Harry dan Meghan tampak berpegangan tangan saat mereka pergi.

Dari pukul 17.00 waktu setempat pada Rabu (14/9/2022 , pemakaman Ratu akan dimulai. Publik memiliki kesempatan untuk memberi penghormatan, hingga pagi hari pemakaman pada Senin (19/9/2022).

https://www.kompas.com/global/read/2022/09/15/072105870/saat-keluarga-kerajaan-berjalan-berdampingan-mengantar-ratu-elizabeth-ke

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke