Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

70 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Swedia, Dubes Marina Berg Ungkap Rencana Lanjutan Kedua Negara

Dalam pekan Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) 22-26 November 2021 disebutkan, Swedia dan RI menjajaki lima bidang kerja sama prioritas untuk mencapai Agenda 2030 dunia.

Kelima hal tersebut adalah pembangunan berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja, transportasi cerdas, energi terbarukan, ekonomi biru, dan industri 4.0.

Kemudian, dalam sesi wawancara khusus dengan sejumlah media pada Kamis (2/12/2021), Dubes Marina mengutarakan kepuasan selama tujuh dekade negaranya menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia.

"Kami memiliki hubungan yang sangat baik dan kuat antara negara-negara kami, dan seperti yang saya katakan sebelumnya, ada langkah yang sangat penting pada 2017 saat Yang Mulia Raja dan Ratu mengunjungi Indonesia," ujar Marina Berg kepada Kompas.com.

"Dan dengan pembentukan platform kemitraan keberlanjutan Swedia dan Indonesia, kami mengambil langkah maju yang sangat penting dalam memperkuat dan memperdalam hubungan kemitraan kami."

Marina melanjutkan, hal terpenting dalam hubungan Swedia-Indonesia adalah kerja sama antara sektor swasta, publik, dan akademisi.

"Dan ini adalah kemitraan keberlanjutan, artinya bahwa tujuan utama kami sebenarnya pekerjaan utama untuk menuju pembangunan berkelanjutan, dalam agenda 2013, dan juga, tentu saja, Perjanjian (Iklim) Paris," sambungnya.

"Sekarang kami memiliki kerangka kerja. Sekarang kami menjajaki peluang di sektor-sektor lain."

Contoh penggunaan transportasi listrik di Swedia

Salah satu kerja sama yang sedang dijajaki Swedia adalah pengembangan transportasi listrik di Indonesia.

Indonesia dan Swedia akan berkolaborasi untuk meningkatkan sistem bus, kereta api, dan penerbangan.

Beberapa contohnya adalah elektrifikasi angkutan umum perkotaan dan pengembangan sistem kendali menara bandara jarak jauh.

Dubes Marina Berg lalu mencontohkan penggunaan transportasi listrik di negaranya, mulai dari dukungan pemerintah dan kerja sama dengan perusahaan Swedia.

"Target nasional kita adalah pengurangan efek rumah kaca, emisi gas dari transportasi domestik, sebesar 70 persen hingga 2030 dbandingkan tahun 2010."

"Dan ini berarti kita harus mengembangkan teknik-teknik inovasi untuk memiliki mobil listrik dan transportasi secara umum."

"Untuk transportasi, itu berarti sebenarnya, ketika sampai pada tujuan iklim, nol-emisi harus dicapai pada 2045."

"Jadi kita harus membuat perubahan terjadi dengan sangat cepat, dan itu artinya kita harus bekerja sama antara sektor swasta dan publik," paparnya kepada Kompas.com.

Menutup perbincangan, Kompas.com menanyakan perihal Perdana Menteri Magdalena Andersson yang mundur beberapa jam usai terpilih menggantikan Stefan Lofven, dan apa yang sebenarnya terjadi saat itu.

Marina menjawab, "Semua menteri di Pemerintahan Swedia termasuk perdana menteri, tetap di pos itu sampai pemerintahan baru mulai menjabat."

"Sebagai pemerintahan sementara, pemerintahan baru tidak akan menjabat sampai dewan negara diadakan di istana."

"Magdalena Andersson ditunjuk sebagai perdana menteri oleh parlemen, tetapi tidak pernah ada pergantian pemerintahan," ungkapnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/12/04/164745870/70-tahun-hubungan-diplomatik-indonesia-swedia-dubes-marina-berg-ungkap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke