BEIJING, KOMPAS.com - Tiga astronot China kembali ke Bumi pada Jumat (17/9/2021) setelah menyelesaikan misi 90 hari di stasiun luar angkasa Tiangong untuk menjadi negara dengan kekuatan luar angkasa utama.
Kapsul yang membawa trio astronot China itu mendarat di gurun Gobi pada pukul 13.34 waktu setempat (0534 GMT).
"Rasanya sangat menyenangkan bisa kembali!" kata Tang Hongbo salah satu dari 3 astronot China itu kepada penyiar CCTV negara setelah misi 90 hari, sebuah rekor untuk China.
"Saya ingin mengatakan ayah, ibu, saya kembali! Dalam kesehatan yang baik dan semangat yang baik!" kata Tang setelah keluar dari kapsul dalam waktu 30 menit setelah mendarat.
Awak pesawat ruang angkasa Shenzhou-12 dalam keadaan sehat, kata Badan Antariksa Berawak China (CMSA) dalam sebuah pernyataan, yang dilansir dari AFP pada Jumat (17/9/2021).
"Misi berawak pertama ke stasiun ruang angkasa (China) benar-benar sukses," imbuhnya.
Para taikonaut, sebutan untuk astronot China, akan menjalani karantina 14 hari sebelum mereka bisa pulang "karena sistem kekebalan mereka mungkin melemah setelah misi panjang," Huang Weifen, kepala perancang proyek luar angkasa berawak China mengatakan kepada CCTV.
Misi 90 hari 3 astronot China adalah bagian dari program luar angkasa China yang sangat ambisius, yang sejauh ini telah mendaratkan rover di Mars dan mengirim probe ke bulan.
Peluncuran misi berawak pertama China dalam hampir 5 tahun bertepatan dengan peringatan 100 tahun Partai Komunis yang berkuasa pada 1 Juli, dan merupakan puncak dari kampanye propaganda besar-besaran.
Para astronot China tinggal selama 90 hari di stasiun luar angkasa Tiangong, melakukan perjalanan antariksa dan eksperimen ilmiah.
"Penyelesaian misi yang berhasil...membuka jalan bagi misi reguler di masa depan dan pemanfaatan stasiun (ruang angkasa China)," kata Chen Lan, seorang analis independen di GoTaikonauts, yang berspesialisasi dalam program luar angkasa China.
"Ini adalah awal yang sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk CSS," ucap Chen.
Tiangong, yang berarti "istana surgawi", diperkirakan akan beroperasi setidaknya selama 10 tahun.
Misi 3 astronot China ini dipimpin oleh Nie Haisheng, seorang pilot angkatan udara di Tentara Pembebasan Rakyat yang sebelumnya berpartisipasi dalam dua misi luar angkasa.
Dua astronot China lainnya, Liu Boming dan Tang Hongbo, juga berada di militer.
Perlombaan luar angkasa
Badan antariksa China merencanakan total 11 peluncuran luar angkasa sebelum akhir tahun 2022, termasuk 3 misi berawak lagi yang akan mengirimkan dua modul lab untuk memperluas stasiun 70 ton.
China telah menggelontorkan miliaran dolar ke dalam program luar angkasa yang dipimpin militer dalam beberapa tahun terakhir, ketika mencoba untuk mengejar ketinggalan dengan Amerika Serikat dan Rusia.
Ambisi luar angkasa China sebagian didorong oleh larangan AS terhadap astronotnya di Stasiun Luar Angkasa Internasional, sebuah kolaborasi antara Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Eropa, dan Jepang.
Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) akan pensiun setelah 2024, meskipun NASA mengatakan itu berpotensi tetap berfungsi hingga 2028.
"Dibandingkan dengan AS, China secara teknis masih agak tertinggal," kata Jonathan McDowell, astronom di Harvard Smithsonian Center for Astrophysics, kepada AFP.
"Pemimpin utama AS dalam penerbangan luar angkasa manusia adalah dalam pengalaman total," katanya.
"Misalnya, dua spacewalk tidak sama dengan ratusan spacewalk ISS. Kuantitas membuat perbedaan," imbuhnya.
https://www.kompas.com/global/read/2021/09/17/224328870/astronot-china-kembali-ke-bumi-setelah-selesaikan-misi-90-hari-di-luar