Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gadis 14 Tahun Meninggal Saat Melahirkan di Gereja, Publik Zimbabwe Marah

Remaja yang diidentifikasi bernama Memory Machaya itu mengembuskan napas terakhir pada Juli lalu di Region Marange.

Kasus itu menyoroti adanya eksploitasi anak, setelah Memory disebut terpaksa putus sekolah karena dipaksa menikah.

Selain itu, kematian Memory pada 15 Juli juga memberikan sorotan kepada Gereja Apostolik Zimbabwe, yang disebut sering menentang pengobatan rumah sakit.

Media setempat dilansir BBC, Senin (9/8/2021), melaporkan, bayi yang dilahirkan Memory selamat dan kondisinya stabil.

PBB merespons dengan menyerukan Pemerintah Zimbabwe mengakui pernikahan anak sebagai kejahatan dan mengakhiri praktiknya.

Organisasi yang berbasis di New York, AS, itu mengecam dan sangat memperhatikan kabar bagaimana Memory meninggal.

"Kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak-anak di Zimbabwe tidak boleh dibiarkan begitu saja," tegas PBB, Sabtu (7/8/2021).

Saat ini, kondisi penyebab meninggalnya gadis 14 tahun itu tengah diselidiki kepolisian setempat dan komisi negara urusan gender.

Aktivis perempuan Everjoice Win menegaskan, ini saatnya publik mendesak Pemerintah untuk menegakkan aturan, atau membuat produk hukum baru.

Di Twitter, Win menulis bagaimana wanita dan para gadis tidak dianggap manusia seutuhnya karena tidak punya kendali atas tubuh mereka sendiri.

Seusai aturan di Zimbabwe, seorang gadis bisa menikah jika usianya mencapai 18 tahun. Sementara usia yang dianggap boleh berhubungan seks adalah 16 tahun.

Hanya saja, sejumlah keluarga meyakini jika mereka memaksakan putri mereka menikah secepatnya, mereka bakal mendapat keuntungan finansial.

Kebanyakan mempelai wanita yang masih belia berharap dari pernikahan ini, mereka bisa mendapat pendidikan.

Namun, pada akhirnya banyak dari para remaja itu yang dipaksa mengurus pekerjaan rumah tangga atau hamil di usia sangat muda.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/09/151303070/gadis-14-tahun-meninggal-saat-melahirkan-di-gereja-publik-zimbabwe-marah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke