Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Sengaja Bantu Interpol Tangkap Sindikat Kriminal di 100 Negara, Gembong Narkoba Diminta Segera Serahkan Diri

Hakan Ayik, yang diyakini sekarang tinggal di Turki, mengira dia membantu rekan kriminal ketika dia menyarankan mereka menggunakan aplikasi komunikasi terenkripsi.

Apa yang tidak dia ketahui adalah bahwa dia telah ditipu oleh petugas Polisi Federal Australia (AFP) dan FBI.

Ayik diberi handphone dengan aplikasi ANOM di dalamnya oleh agen yang menyamar. Dia kemudian merekomendasikan layanan pesan tersebut ke rekan kriminal lainnya.

"Dia diidentifikasi karena posisinya dalam komplotan kejahatan ini," kata seorang penyelidik senior yang dikutip oleh Australian Telegraph.

"Dia adalah target utama, sebagai orang tepercaya (di komplotan kriminal) dan akan berhasil mendistribusikan platform ini."

Ribuan penjahat yang tertipu ikut menggunakan aplikasi telepon terenkripsi yang disarankan Ayik. Akibatnya, polisi kemudian dapat memantau percakapan komplotan kriminal di seluruh dunia tanpa sepengetahuan mereka.

Atas “bantuan” Ayik, lembaga penegak hukum internasional telah menangkap sekitar 800 tersangka kejahatan di seluruh dunia.

Namun, Komisaris AFP Reece Kershaw mengatakan jebakan kepolisian ini sekarang membuat pria 42 tahun itu menjadi target komplotan kriminal lainnya.

"Mengingat ancaman yang dia hadapi, dia sebaiknya menyerahkan diri kepada kita sesegera mungkin," katanya melansir Sky News pada Rabu (9/6/2021).

Menurut Kershaw Ayik merupakan salah satu koordinator perangkat khusus ini, jadi dia pada dasarnya, tanpa sadar sudah menjebak rekan-rekannya sendiri.

"Semakin cepat dia menyerahkan diri, semakin baik untuk dia dan keluarganya."

Ratusan orang telah ditangkap dan rencana pembunuhan digagalkan setelah geng kriminal ditipu untuk menggunakan aplikasi ANOM tersebut.

Investigasi bersama yang dipimpin oleh FBI, Europol dan AFP, menugaskan pejabat AS mengendalikan aplikasi pesan terenkripsi yang disebut ANOM pada 2018.

Rencana itu disusun setelah FBI menghapus aplikasi yang relatif “aman” sebelumnya, dan disukai oleh para penjahat, Phantom Secure.

ANOM kemudian dirancang sebagai jebakan yang diunduh ke ponsel khusus yang direncanakan dibeli penjahat di pasar gelap. Layanan pesan terenkripsi itu tersembunyi di dalam fitur kalkulator.

Diyakini ada sekitar 12.000 perangkat yang beredar, dan pengguna memerlukan kode dari pengguna sebelumnya untuk mengakses aplikasi. Sistem itu dibuat untuk menciptakan elemen kepercayaan.

“Pasukan polisi di seluruh dunia kemudian dapat mengakses 27 juta pesan, mengekspos pekerjaan sindikat kejahatan terorganisir di lebih dari 100 negara,” kata wakil direktur operasi Europol pada Selasa (8/6/2021).

Operasi tersebut digambarkan sebagai "salah satu yang terbesar dan canggih" dalam sejarah Europol.

Operasi itu melibatkan lebih dari 20.000 perangkat terenkripsi, yang digunakan oleh 300 penjahat di lebih dari 100 negara. Dengan 27 juta pesan ditinjau selama 18 bulan.

Hasilnya, setidaknya 800 penangkapan di 700 lokasi telah digeledah.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/09/195720070/tak-sengaja-bantu-interpol-tangkap-sindikat-kriminal-di-100-negara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke