Meghan yang menikah dengan Harry pada 2018, dalam wawancara dengan Oprah di A CBS Primetime Special berkata, saat hamil dia terkejut kala mengetahui Archie tidak akan mendapat gelar pangeran atau bantuan keamanan.
"Mereka berkata mereka tak mau dia menjadi pangeran atau putri - sewaktu tidak tahu jenis kelaminnya - yang akan berbeda dari protokol," kata Meghan.
Wanita berusia 39 tahun itu pun mengaku khawatir, karena menurutnya ada usulan anggota keluarga kerajaan pertama dari golongan kulit berwarna tak bisa diberi gelar seperti cucu-cucu lainnya.
Menurut Meghan, ras campuran Archie Harrison Mountbatten-Windsor, nama lengkap anak pertamanya, adalah alasan dia tak bisa jadi pangeran.
"Ada kekhawatiran dan pembahasan tentang seberapa gelap kulitnya saat dia lahir," kata Meghan.
Lantas, benarkah yang ditakutkan Meghan? Mari kita lihat aturannya di Kerajaan Inggris.
Di bawah konvensi yang masih berlaku, Archie dapat dinobatkan sebagai pangeran jika kakeknya, Pangeran Charles, naik takhta menjadi raja sejak anak-anak.
Namun, Ratu Elizabeth II membuat pengecualian untuk keturunan Pangeran William. Bertahun-tahun yang lalu diumumkan bahwa mereka semua akan menjadi pangeran dan putri.
Kemudian melansir PolitiFact, Archie tak bisa bergelar pangeran saat lahir karena aturan yang ditetapkan Raja George V lebih dari 100 tahun lalu.
Tahun 1917 Raja George V membatasi anggota keluarga kerajaan mana saja yang akan berstatus HRH (His/Her Royal Highness alias Yang Mulia).
Guardian mewartakan, keturunan yang berhak bergelar pangeran dan putri adalah anak-anak raja, cucu raja dalam garis keturunan laki-laki, dan putra tertua Pangeran Wales.
Dengan demikian, Archie otomatis lahir tanpa gelar pangeran karena dia adalah cicit ratu, tetapi bisa menjadi pangeran kalau Charles menjadi raja.
Meghan pun mengetahui aturan itu, dan sudah menjelaskannya kepada Oprah.
"Saat ayah Harry menjadi raja, secara otomatis Archie dan bayi kami berikutnya akan jadi pangeran atau putri," terangnya.
Harry dan Archie saat ini masing-masing berada di urutan keenam dan ketujuh dalam garis takhta.
Namun, posisinya bisa turun jika keluarga Pangeran William bertambah.
Pada 2012 Ratu Elizabeth II mengeluarkan dekrit yang menyatakan semua anak William akan mendapatkan gelar pangeran dan putri, tetapi aturan itu tidak berlaku untuk Archie.
Putra tertua William, George, langsung jadi pangeran saat lahir sehingga berhak masuk ke daftar pewaris takhta.
Meghan berkata ke Oprah, bahwa keluarga kerajaan menetapkan aturan berbeda yang membuat Archie tak bisa jadi pangeran.
"Saya rasa bahkan dengan konvensi yang saya bicarakan, saat saya hamil, mereka berkata ingin mengubah konvensi untuk Archie," ucap wanita kelahiran California tersebut.
The Guardian melaporkan, perubahan semacam itu sejalan dengan keinginan Charles untuk merampingkan keluarga kerajaan.
"Apa yang Pangeran Charles akan lakukan ketika dia naik takhta di bawah monarki yang ramping sebenarnya adalah apa yang dibicarakannya," kata Carolyn Durand, penulis Finding Freedom: Harry and Meghan and the Making of A Modern Royal Family, di CNN pada Senin (8/3/2021).
Archie berhak menjadi Earl of Dumbarton saat lahir pada 2019, tetapi Harry dan Meghan justru menamainya Archie Mountbatten-Windsor.
Meghan membantah klaim mereka tak ingin Archie jadi pangeran, dengan mengaku ke Oprah bahwa dia dan Harry khawatir dengan keamanan anaknya.
Beberapa anggota keluarga Kerajaan Inggris lainnya juga tidak bertitel menurut penelusuran People, meski ratu sudah menawarkannya ke mereka.
Contohnya anak Putri Anne, Peter Phillips dan Zara Tindall, adalah cucu ratu yang tidak memiliki gelar kerajaan.
https://www.kompas.com/global/read/2021/03/09/194627970/ramai-soal-archie-tak-bisa-jadi-pangeran-begini-aturannya-di-kerajaan