Konflik dua negara di Karabakh sudah berlangsung selama sebulan, dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengirim surat ke Kremlin.
Dalam suratnya pada Sabtu (31/10/2020), Pashinyan meminta "konsultasi cepat" soal bagaimana Moskwa bisa membantu mereka mempertahankan diri.
Saat menjamu Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Baku, Aliyev menyatakan surat yang dikirim Pashinyan adalah "tanda kekalahan".
Dia menekankan traktat perjanjian itu tidak berlaku karena secara internasional, Nagorno-Karabakh merupakan wilayah Azerbaijan.
"Azerbaijan melancarkan operasi militer di daerahnya dan tak berencana untuk menyerang teritori Armenia," ujar kantor kepresidenan Aliyev.
Ratusan orang dilaporkan tewas ketika perang berkecamuk pada 27 September di Karabakh, wilayah yang dikuasai oleh etnis Armenia.
Upaya internasional untuk mendinginkan situasi dengan mengupayakan gencatan senjata hingga tiga kali pun terpental, dengan kedua kubu kembali baku tembak.
Aliyev menerangkan, pihaknya bakal menghormati gencatan senjata jika separatis tak berniat merebut daerah yang sudah dikuasai pasukannya.
"Ini menjadi alasan utama mengapa perang masih terus berlanjut," jelas Presiden Aliyev sebagaimana diberitakan AFP Minggu (1/11/2020).
Cavusoglu yang di sampingnya mengamini pernyataan Aliyev sekaligus menegaskan kembali dukungan Turki terhadap Azerbaijan.
Dia menuturkan Presiden Recep Tayyip Erdogan sudah menegaskan "tidak bisa diterima" jika mereka tidak memberikan bantuan kepada Baku.
Adapun hingga Minggu pagi waktu setempat, perang masih berlangsung di mana separatis menuding Baku menyerang kawasan sipil di Shusha.
"Pada pagi hari, tentara musuh sudah melancarkan operasi militer terbarunya," ujar militer pemberontak dalam rilisnya.
Sementara Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuduh Yerevan sudah mengincar permukiman sipil dan pasukan mereka sejak Sabtu malam.
Lebih dari 1.200 orang dilaporkan tewas dari kedua kubu dalam perang ini, di mana jumlah korban tersebut diyakini jauh lebih tinggi.
https://www.kompas.com/global/read/2020/11/01/212301170/azerbaijan-rusia-tak-perlu-turun-tangan-bantu-armenia