Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Banjir Kumamoto di Jepang, 49 Orang Tewas, 40.000 Personel Bantu Evakuasi

Pada Selasa (7/7/2020) layanan darurat di Jepang barat "berpacu dengan waktu" untuk menyelamatkan penduduk yang terjebak akibat bencana alam ini.

Sedikitnya 49 korban tewas dan 1 orang dikhawatirkan meninggal sampai hari ini.

Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan tingkat peringatan darurat tertinggi untuk hujan lebat dan tanah longsor, di sebagian besar bagian barat daya Pulau Kyushu.

Hujan lebat diperkirakan akan terus berlangsung sampai Kamis (9/7/2020).

Korban tewas juga diprediksi kian bertambah, sejak penghitungan yang dimulai pada Sabtu (4/7/2020).

"Kami berpacu dengan waktu," kata Yutaro Hamasaki seorang pejabat Kumamoto, dikutip dari AFP Selasa (7/7/2020).

"Kami belum menetapkan tenggat waktu untuk mengakhiri operasi, tetapi kami benar-benar perlu mempercepat pencarian karena waktu semakin sedikit."

"Kami tidak akan menyerah sampai akhir," janji Hamasaki.

Lebih dari 40.000 personel termasuk polisi, pemadam kebakaran, serta penjaga pantai dan tentara, dikerahkan untuk mengevakuasi para korban. Sampai sekarang masih ada puluhan orang yang belum ditemukan.

Nobuko Murakami (78) yang rumahnya hancur karena diterjang tanah longsor mengatakan kepada media setempat, "Saya tak bisa tidur karena suara hujan memekakkan telinga."

"Saya sudah tinggal di sini lebih dari 50 tahun, tetapi saya belum pernah melihat hujan selebat ini. Saya tak tahu kapan bisa punya rumah lagi."

Lalu Kentaro Oishi yang mengelola bisnis arung jeram di resor sumber air panas Kota Hitoyoshi menerangkan kepada jurnalis AFP, layanan darurat menghubunginya untuk meminta bantuan.

"Saya 20 tahun berpengalaman di arung jeram, tetapi saya tidak pernah bermimpi" mendayung perahu melintasi kota, kata pendayung veteran itu kepada AFP.

"Sejujurnya, awalnya saya sangat takut ketika melihat permukaan air naik begitu cepat di sungai."

Lantai dasar tenggelam

Sebanyak 14 korban tewas adalah penghuni panti jompo, yang tak bisa melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi karena memakai kursi roda.

Seorang petugas penyelamat yang mendatangi rumah itu menerangkan kepada NHK, "Lantai dasar tenggelam dan kami tidak bisa masuk ke dalamnya."

"Beberapa orang berhasil mengungsi ke lantai pertama. Saya belum pernah mengalami hal seperti ini dalam hidup saya."

Upaya evakuasi menjadi lebih rumit karena masih ada ancaman tertular Covid-19.

Akan tetapi social distancing tetap harus diterapkan, sehingga kapasitas tempat pengungsian menjadi berkurang.

Di Kota Yatsushiro, pemerintah setempat mengubah gimnasium olahraga menjadi tempat penampungan warga. Para keluarga dipisahkan oleh dinding kardus untuk mencegah penyebaran virus bernama resmi SARS-CoV-2 ini.

Menurut laporan media setempat, beberapa orang lebih memilih tidur di mobilnya daripada berisiko terkena Covid-19 di tempat penampungan.

Bagi beberapa pemilik bisnis lokal yang sebelumnya sudah terpukul akibat pandemi virus corona, bencana alam terbaru ini semakin memperparah masalah mereka.

Yuju Hashimoto yang menjalankan biro pariwisata di resor sumber air panas di Yatsushiro, salah satu kota yang terdampak banjir di Prefektur Kumamoto, mengatakan kepada jurnalis AFP bahwa "tempat wisata yang indah berubah drastis hanya dalam semalam."

"Kerusakan itu di luar bayangan kami. Ini benar-benar di luar dugaan... Bencana ini adalah pukulan ganda karena resor sumber air panas kami sedang berjuang menghadapi dampak virus corona."

"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi pada kami selanjutnya," ungkapnya.

"Negeri Sakura" saat ini sedang berada di tengah musim hujan tahunannya, yang sering menimbulkan banjir dan tanah longsor.

Perubahan iklim juga berperan dalam bencana ini, karena atmosfer yang lebih hangat menampung lebih banyak air, sehingga meningkatkan risiko banjir dari curah hujan ekstrem.

Pada 2018 lebih dari 200 orang tewas dalam banjir yang juga memporak-porandakan Prefektur Kumamoto.

https://www.kompas.com/global/read/2020/07/07/140322270/banjir-kumamoto-di-jepang-49-orang-tewas-40000-personel-bantu-evakuasi

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke