Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dianggap 'Mengundang Syahwat', Penari Perut asal Mesir Ini Dipenjara 3 Tahun

KAIRO, KOMPAS.com - Sama el-Masry, seorang penari perut asal Mesir yang terkenal dijatuhi hukuman 3 tahun penjara dan didenda sebesar 300.000 pound Mesir (sekitar Rp 265 juta) pada Sabtu (27/6/2020) karena dianggap telah 'mengundang syahwat' di media sosial.

Dilansir The Guardian, El Masry ditangkap pada April lalu selama penyelidikan terkait video dan foto-fotonya di media sosial. Termasuk video populer di TikTok yang dianggap telah mengundang syahwat.

Penari perut itu membantah telah mengunggah foto-foto dan videonya di media sosial. Dia mengatakan, seseorang telah mencuri foto dan video dari teleponnya dan membagikan ke media sosial tanpa persetujuannya.

Menurut John Talaat seorang anggota parlemen Mesir, "Ada perbedaan besar antara kebebasan dan aktivitas yang mengarah pada seksualitas."

Talaat juga meminta para peserta TikTok perempuan lain ditindak hukum.

Kepada Thomson Reuters Foundation, Talaat mengatakan bahwa El Masry dan para influencer media sosial perempuan lain sedang menghancurkan nilai-nilai dan tradisi keluarga dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh hukum dan konstitusi.

Namun pihak El Masry mengatakan dirinya akan mengajukan banding.

Beberapa wanita di Mesir sebelumnya telah dituduh melakukan aktivitas yang 'mengundang syahwat' dan menantang norma sosial konservatif negara itu.

Termasuk Rania Youssef, setelah para kritikus menentang apa yang dipakainya untuk Festival Film Kairo pada 2018.

Mesir mengadopsi undang-undang (UU) kejahatan siber yang memberi pemerintah wewenang penuh untuk menyensor internet dan melakukan pengawasan komunikasi.

Hukuman penjara terkait persoalan itu setidaknya selama 2 tahun penjara dan denda sampai 300.000 pound Mesir.

Sekelompok figur terkenal TikTok, Youtuber dan selebgram perempuan Mesir telah ditangkap otoritas Mesir dalam beberapa bulan terakhir dengan tuduhan 'mengundang syahwat' dan prostitusi di media sosial.

Talaat mengatakan para influencer itu diharapkan menghadapi hukuman penjara yang sama seperti El Masry karena mereka telah melakukan kejahatan siber yang sama.

Sejauh ini, pemerintah Mesir tidak memberikan komentar terkait permasalahan tersebut.

Entessar El Saeed, seorang pengacara hak-hak perempuan dan kepala Pusat Pengembangan dan Hukum mengatakan bahwa perempuan adalah satu-satunya kategori yang ditargetkan oleh pihak berwenang menurut UU ini.

"Masyarakat konservatif kita sedang berjuang dengan perubahan teknologi, yang telah menciptakan lingkungan dan pola pikir yang sangat berbeda," ujar El Saeed.

https://www.kompas.com/global/read/2020/06/28/113046770/dianggap-mengundang-syahwat-penari-perut-asal-mesir-ini-dipenjara-3-tahun

Terkini Lainnya

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke