KOMPAS.com - Keju gouda dari Belanda terbuat dari susu sapi dengan bentuk bundar mirip roda, warnanya kuning atau oranye. Bungkus atau lapisan luarnya terbuat dari lilin food grade, biasanya berwarna merah atau kuning.
Tekstur dan rasa gouda tergantung pada usianya. Semakin tua, teksturnya makin padat. Rasa gouda muda cenderung ringan; sedangkan yang tua lebih tajam, manis, dan nutty.
Melansir The Spruce Eats, gouda dibuat dengan memanaskan susu sapi mentah atau pasteurisasi kemudian ditambahkan kultur untuk fermentasi dan pengasaman susu.
Selanjutnya, ditambahkan renet untuk mengentalkan susu menjadi dadih seperti gel. Dadih dipotong untuk mengeluarkan whey (air dadih) dan mengurangi kelembapan.
Dadih disiram air panas dan diaduk untuk menghilangkan kelembapan dari dadih. Air dadih kemudian dibilas guna menghilangkan sebagian besar laktosa dalam keju.
Keju ini bakal terasa manis karena laktosa tidak terurai menjadi asam laktat selama proses penuaan.
Baca juga:
Dadih kemudian dimasukkan ke dalam cetakan melingkar besar dan ditekan untuk semakin menghilangkan kelembapan.
Dadih yang telah menjadi keju berbentuk roda itu direndam dalam air garam. Selanjutnya, diberi lapisan tipis lilin food grade sehingga membuat keju memiliki tampilan berkilau dan berwarna-warni.
Lapisan luar atau bungkus itu berguna untuk melindungi keju mengering selama proses penuaan.
Keju pun disimpan di dalam ruangan tertutup selama beberapa bulan hingga beberapa tahun untuk proses penuaan.
Beberapa varietas gouda berwarna kuning pucat atau putih pucat, sedangkan jenis lainnya berwarna emas atau oranye tua.
Warna oranye berasal dari penambahan annatto ke dalam susu sebelum keju dibuat, mirip dengan keju seperti cheddar.
Annatto adalah biji dari tanaman achiote yang berfungsi sebagai pewarna makanan alami.
Kadang ada gouda yang berlubang-lubang kecil. Hal ini terjadi karena adanya CO2 yang menghasilkan gelembung atau gas.
Munculnya CO2 dari kultur bakteri laktat yang ditambahkan saat membuat keju.
Baca juga: