KOMPAS.com - Susu rasanya tidak lepas dari kehidupan manusia dari lahir sampai tua. Saat lahir anak mengandalkan Air Susu Ibu (ASI) sebelum bisa mengonsumsi makanan padat.
Saat tumbuh, susu hewani dari sapi perah menjadi pilihan untuk asupan vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.
Lebih dari itu, banyak keluarga yang bergantung pada susu dari hasil sapi perah di Indonesia.
Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, IPB University, Epi Taufik memaparkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini ada 143.000 keluarga peternak di Indonesia. Sementara itu, ada 14 produsen susu segar dalam skala industri.
Namun demikian, jumlah ini menurut Epi diperirakan turun karena adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak dan memberi dampak besar bagi peternak di Indonesia.
Baca juga: Hari Susu Sedunia, Konsumsi Susu di Indonesia Masih Rendah
Satu di antara peternak sapi perah yang mengandalkan susu sebagai mata pencarian adalah adalah Rizqi (26) di dataran tinggi Malang, tepatnya di lereng Gunung Kawi.
Saat ini ia bergabung dengan kelompok Sari Makmur Abadi yang berafiliasi dengan Kemitraan Sapi Perah Greenfields (KPSG). Peternak di Sari Makmur Badi berasal dari lima dusun di Desa Balaisari.
"Awalnya saya lulus mencari pekerjaan, tapi dikasih masukan dari pakde saya coba jadi peternak sapi perah," kata Rizqi.
Rizqi beternak sapi perah sejak 2018, saat ini ia sudah punya 17 ekor sapi. Setiap harinya ia bisa memerah susu sampai 85 liter.
Susu tersebut ia kumpulkan lalu dijual ke rumah Milk Collection Centre MCC Jambuwer milik Greenfields Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.