KOMPAS.com - Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono pada Sabtu (10/12/2022) di Pendopo Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta berlangsung menggunakan prosesi adat Yogyakarta.
Salah satu proses adat yang dilakukan yaitu dahar klimah.
Menurut buku "Pengantin Solo Putri & Basahan: Prosesi, Tata Rias, dan Busana" (2010) karya Puspita Martha terbitan PT Gramedia Pustaka Utama, prosesi dahar klimah secara adat Yogyakarta yaitu pengantin putra akan menyuapi nasi kuning kepal kepada pengantin putri.
Prosesi dahar klimah pada acara pernikahan Kaesang dan Erina dilakukan usai prosesi persembahan tompo koyo.
Setelah Kaesang dan Erina kembali duduk berdampingan di pelaminan, pagar ayu pengantin membawakan wadah berisi nasi kuning yang sudah dikepal.
Wadah berisi nasi kuning kepal tersebut diberikan kepada Kaesang dan disusul dengan pemberian piring kosong kepada Erina.
Kaesang memindahkan tiga kepal nasi kuning ke piring Erina, setelah itu Erina memakan nasi kuning kepal tersebut satu persatu.
Baca juga:
Nasi kuning pada proses dahar klimah pernikahan Kaesang dan Erina.
Dahar klimah menggunakan nasi kuning lengkap dengan lauk pauk seperti irisan telur dadar, perkedel, abon, kering tempe, dan sebagainya.
Pada prosesi dahar klimah adat Yogyakarta, terdapat tiga kepal nasi kuning yang akan dimakan oleh pengantin putri satu persatu.
Jumlah nasi kepal ganjil karena angka ganjil dipercaya dapat menghindari bahaya.
Makna dahar klimah yaitu sang pengantin putra atau suami siap menafkahi pengantin putri atau istrinya. Sementara itu, sang istri patuh kepada suami.
Hal ini bermakna sebagai bentuk rasa syukur pengantin putri terhadap nafkah yang diberikan oleh sang suami. Nafkah yang dimaksud yaitu nafkah sandang, pangan, dan papan.
Nafkah sandang di sini merujuk kepada sandang lahir berupa pakaian, sandang batin berupa budi pekerti, dan sandang iman berupa takwa.
Nafkah pangan di sini merujuk pada makanan lahir, yaitu makanan halal yang higienis dan diperoleh dengan cara luhur serta mulia.
Sementara makanan batin merujuk pada ajaran agama, yaitu kitab suci Al-Quran, hadis, dan fatwa ulama.
Selanjutnya yaitu nafkah papan batin, yaitu bermakna tempat di dalam hati mempelai yang saling merasa keteduhan dan kedamaian.
Usai Erina menyantap tiga kepal nasi kuning, prosesi dahar klimah ditutup dengan minum air dari cangkir oleh pasangan pengantin.
Baca juga:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.