Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Beda Sei Sapi Khas NTT dan Daging Sapi Asap Biasa

Kompas.com - 02/06/2022, 14:22 WIB
Krisda Tiofani,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sei sapi merupakan makanan khas Nusa Tenggara Timur (NTT). Sajian ini dimasak dengan metode pengasapan.

Meski termasuk kategori daging sapi asap, sei sapi berbeda dengan daging sapi asap kebanyakan.

Menurut Aji Prihatono, head chef di restoran Kasima, ada dua perbedaan antara sei sapi dengan daging sapi asap biasa seperti berikut ini.

Baca juga:

1. Ketebalan daging sapi

Ilustrasi sei sapi. SHUTTERSTOCK/Ika Rahma H Ilustrasi sei sapi.

Ketebalan daging sapi asap biasa dan sei sapi berbeda. Jika dilihat dari penyajian, daging sapi asap biasanya berbentuk potongan, sedangkan sei sapi adalah irisan tipis.

Selain penyajian, daging sapi yang digunakan juga sudah diris selama dimarinasi dan dimasak.

"Sei itu dari bahasa Suku Rote, artinya diiris tipis. Jadi kalau daging asap itu di-smoke utuh, sei sapi harus dipotong dulu, baru diasap," kata Aji.

"Jadi kita marinasi dulu, baru diasap dengan bara tanpa api. Bakal ada fat yang jatuh dan menyalakan api bara itu lagi. Suhunya harus dijaga 60 derajat celsius biar warna dagingnya bagus," tambah Aji.

Ilustrasi sei sapi. Dok. Shutterstock/dwimulyani Ilustrasi sei sapi.

2. Cara memasak

Cara memasak daging sapi asap biasa dan sei sapi juga berbeda.

Daging sapi asap biasa hanya diasap setelah dimarinasi, sedangkan daging sei sapi ditutup dengan daun kosambi selama pengasapan.

"Biasanya kalau membuat sei sapi di NTT itu pakai daun kosambi di atasnya," tutur Aji saat ditemui Kompas.com di Kasima, Selasa (31/5/2022).

Daun kosambi ditaruh tepat di atas daging yang sedang diasap selama enam sampai delapan jam. Kayu bakar yang digunakan untuk membuat sei sapi biasanya pun kayu kosambi.

Baca juga:

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com