Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2022, 19:04 WIB
Krisda Tiofani,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cara paling mudah untuk memilih telur yang bagus adalah melihat cangkang atau bagian terluarnya.

Telur yang aman dikonsumsi umumnya memiliki cangkang mulus tanpa ada retakan sama sekali.

Sementara kondisi cangkang telur yang retak masih kerap dipertanyakan keamanan konsumsinya.

Dikutip dari Our Everyday Live, telur retak bisa jadi aman dikonsumsi atau justru sebaliknya, berbahaya bagi tubuh.

Aman atau tidaknya mengonsumsi telur retak dapat dilihat dari kapan retakan pada telur itu terjadi.

Jika telur sudah retak saat masih di toko bahan makanan, sebaiknya hindari membeli dan mengonsumsi telur tersebut.

Baca juga:

Tidak ada yang bisa memastikan berapa lama telur sudah retak dan dibiarkan di rak penjualan.

Bakteri akan masuk ke dalam putih atau kuning telur melalui retakan pada cangkangnya, seperti dikutip Better Homes & Gardens. 

Peneliti asal Taiwan menemukan bahwa salmonela kemungkinan besar ditemukan dalam telur retak.

Dikutip dari laman Food and Drug Administrationkebanyakan orang yang terinfeksi salmonela akan mengalami diare, demam, kram perut, dan muntah selama 12-72 jam setelah terinfeksi.

Bahkan, bakteri penyebab keracunan makanan ini dapat menyebabkan kematian jika tersebar dari usus ke aliran darah dan tidak segera diobati dengan antibiotik.

Baca juga:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com