Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Makanan Tradisional di Mangkubumen Solo, Hadir Setiap Dua Minggu Sekali

Kompas.com - 25/01/2022, 11:34 WIB
Yuharrani Aisyah

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Sego liwet, brambang asem, bakmi toprak, dan lenjongan adalah beberapa makanan tradisional khas Solo yang patut dicoba.

Apabila kamu tertarik mencoba beragam makanan tradisional khas Solo di satu tempat, berkunjunglah ke Sasono Krido Mangkubumen pada hari Minggu mulai pukul 07.00 WIB.

Warga Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo mengadakan pasar makanan tradisional setiap dua minggu sekali di Sasono Krido Mangkubumen.

Mpoksinah Klamben, begitu sebutan pasar makanan tradisional tersebut. Nama tersebut merupakan singkatan dari Kelompok Seni dan Usaha Kecil Kelurahan Mangkubumen.

"Adanya pasar jadul ini pengembangan dari Mpoksinah Klamben. Bagian dari kegiatan masyarakat di Kelurahan Mangkubumen kolaborasi antara kelompok seni dengan UMKM di Mangkubumen," ujar Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Keluharan (LPMK) Hariadi Giarso, S.Pd., M.Pd., ketika ditemui Kompas.com pada Minggu (23/2/2022).

Baca juga:

Uang ketip yang digunakan bertransaksi di Mpoksinah Klamben.KOMPAS.com/YUHARRANI AISYAH Uang ketip yang digunakan bertransaksi di Mpoksinah Klamben.

Menariknya, pembeli harus bertransaksi menggunakan uang ketip yang terbuat dari kayu dengan bentuk seperti koin. Nominal yang tersedia adalah Rp 2.000 dan Rp 5.000.

Pembeli dapat menukarkan uang tunai kepada petugas yang bersiap di depan booth. Apabila saat acara usai dan uang ketip yang kamu punya masih ada, bisa ditukarkan kembali menjadi uang tunai.

Menurut koordinator Mpoksinah Klamben Aris Saputro, penggunaan uang ketip bertujuan untuk mengontrol omzet harian pedagang.

"Jadi setiap selesai acara diadakan evaluasi apakah hari ini ada kenaikan. Kalau ada kenaikan berarti besok kita tambahin lagi (bahan makanan). Namun, kalau semakin turun harus dicari penurunannya karena apa. Apakah karena jenis makanannya atau rasanya," ungkap Aris.

Aris menyarankan pembeli untuk datang sebelum pukul 10.00 WIB. Pasalnya, makanan yang dijajakan biasanya sudah mulai habis pada jam tersebut.

Baca juga:

Makanan tradisional dari lontong opor sampai lenjongan

Kicak terbuat dari gatot, kelapa parut, dan gula. Jajan jadul ini dijual di Mpoksinah Klamben.KOMPAS.com/YUHARRANI AISYAH Kicak terbuat dari gatot, kelapa parut, dan gula. Jajan jadul ini dijual di Mpoksinah Klamben.

Terdapat 18 pedagang yang menjajakan makanan di Mpoksinah Klamben setiap pagi.

Mulai dari makanan berat sampai jajan pasar tersedia di Mpoksinah Klamben. Beberapa di antaranya adalah lontong opor, gethuk, timlo, sego liwet, brambang asem, jenang, pecel ndeso, dan gudangan.

Harga yang ditawarkan pun terjangkau, mulai dari Rp 2.000.

Lontong opor Bu Yati dengan taburan bubuk kedelai gurih. Lontong opor ini dijajakan saat Mpoksinah Klamben di Sasono Krido Mangkubumen, Solo.KOMPAS.com/YUHARRANI AISYAH Lontong opor Bu Yati dengan taburan bubuk kedelai gurih. Lontong opor ini dijajakan saat Mpoksinah Klamben di Sasono Krido Mangkubumen, Solo.

Kompas.com menjajal lontong opor untuk sarapan berisi lontong, opor ayam, telur, dan dilengkapi dengan bubuk kedelai gurih. Harga satu porsi lontong opor Rp 12.000.

Yati, penjual lontong opor tersebut menuturkan, ia telah berjualan selama sekitar 30 tahun sebelum bergabung dengan Mpoksinah Klamben.

Selain itu, ada penjual lenjongan bertajuk Endang Menel. Beberapa isiannya adalah gethuk, kicak, tiwul, gatot, dan senteleng (gethuk bangkok). Bahan utama jajan pasar tersebut adalah singkong.

Endang ketika ditemui Kompas.com menuturkan bahwa ia dan Menel mengolah sembilan kilogram singkong untuk dijadikan beragam jajan pasar. Mereka mengolah singkong tersebut semalam sebelumnya untuk dijual di Mpoksinah Klamben pada Minggu (23/1/2022).

Kamu dapat membeli satu paket lenjongan seharga Rp 10.000 yang dikemas dalam besek. Bisa juga membeli secara satuan seharga Rp 2.000.

Baca juga:

Tentang Mpoksinah Klamben

Mpoksinah Klamben, pasar makanan tradisional khas Solo.KOMPAS.com/YUHARRANI AISYAH Mpoksinah Klamben, pasar makanan tradisional khas Solo.

Keberadaan Mpoksinah Klamben merupakan wadah bagi warga Kelurahan Mangkubumen untuk membangkitkan perekonomian terutama karena dampak Covid-19.

Giarso menyampaikan bahwa pemerintah Kelurahan Mangkubumen memberikan fasilitas tempat yaitu Sasono Krido Mangkubumen untuk dipakai sebagai ajang kolaborasi seni dan pengembangan ekonomi rakyat.

Mpoksinah Klamben yang diadakan pada pagi hari telah berjalan dua kali. Sementara ada juga Mpoksinah Klamben yang berlangsung pada malam hari dan sudah ada sejak 2018.

Mpoksinah Klamben yang berlangsung pada malam hari juga menyajikan pasar kuliner. Selain itu, ada juga wedangan.

Pedagang di Mpoksinah Klamben menjajakan makanan tradisional khas Solo.KOMPAS.com/YUHARRANI AISYAH Pedagang di Mpoksinah Klamben menjajakan makanan tradisional khas Solo.

"Kegiatan pagi kan tadinya kosong. Ada ide dikembangan sekaligus melestarikan budaya. Kita mengadakan pasar kuliner jadul," tutur Giarso.

"Kita menampung masyarakat Mangkubumen yang tidak kebagian malam, bisa usaha pada pagi hari ini," lanjut Giarso.

Giarso menambahkan bahwa dengan adanya Mpoksinah Klamben sejak 2018 berhasil membawa Kelurahan Mangkubumen menjadi juara pertama Evaluasi Perkembangan Desa dan Kelurahan oleh Kementerian Dalam Negeri pada 2019.

Terkait tujuan jangka panjang Mpoksinah Klamben, Aris menyampaikan bahwa mereka ingin mengarahkan pedagang untuk mengganti kemasan plastik.

Seperti menggunakan besek, piring tanah liat, gelas kertas, batok kelapa, atau wadah bambu.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com