Lebih lanjut, Andreas mulai meneruskan usaha orang tuanya pada 2007. Lalu sekitar 2010, Getuk Eco pun membuka toko oleh-oleh sendiri yang diberi nama yang sama.
Lokasi tokonya ada di sekitar Jalan DI Panjaitan, Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah.
Walau sudah populer, Andreas terus berinovasi supaya produknya makin dikenal masyarakat.
Inovasi ini dilakukan dalam beberapa hal, seperti kemasan, pelayanan, hingga pengembangan produk.
Untuk memperkenalkan produknya secara luas, Andreas juga memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasaran.
Saat sedang ramai, terutama pada akhir pekan Getuk Eco bisa memproduksi hingga 1000 boks per hari. Bahkan rata-rata produksi hariannya sekitar 700-800 boks.
"Produksi ini variatif. Kalau misal hari biasa mungkin sekitar 500-600 boks, kemudian kalau di weekend bisa 1000 lebih. Kalau rata-rata saya rasa ya sekitar 700-800 boks per hari," tutur Andreas.
Baca juga:
Namun saat pandemi produksi Getuk Eco mengalami penurunan. Omsetnya pun hanya tersisa 20 persen. Meski begitu Andreas bersyukur bahwa Getuk Eco masih bisa bertahan.