Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Getuk Eco Magelang, Oleh-oleh Legendaris sejak 1976

KOMPAS.com - Jalan-jalan ke Magelang kurang lengkap jika tidak membeli getuk untuk oleh-oleh. Salah satu yang bisa menjadi pilihan yaitu Getuk Eco. 

Getuk Eco merupakan salah satu produsen getuk tiga warna yang terkenal di Magelang. Produksi getuk eco sudah dilakukan selama puluhan tahun, tepat pada 1976. 

Pengelola usaha Getuk Eco, Andreas Purnomo membagikan sejarah Getuk Eco hingga bisa sepopuler sekarang. Berikut penuturannya.

  • 15 Oleh-oleh Makanan Khas Magelang, Salah Satunya Getuk  
  • Resep Getuk Trio Magelang yang Legit dan Pulen

Sejarah Getuk Eco

Melalui sambungan telepon, Andreas menjelaskan bahwa usaha ini mulanya dibangun oleh ayahnya, Ridwan Purnomo pada 1976. 

Motivasi awalnya yakni untuk memperbaiki kesejahteraan keluarga yang saat itu tengah sulit. Karena memiliki kepekaan terhadap masakan, ayah Andreas lalu mencoba berjualan getuk. 

Namun karena saat itu teknologi belum secanggih sekarang pemasarannya pun masih terbatas, hanya dititipikan di warung sekitar rumah dan travel agen.

"Getuk eco ini dimulai sekitar tahun 1976 oleh ayah saya sendiri, Bapak Ridwan Purnomo.  Kalau orang tanya visinya apa, motivasinya apa ya untuk memperbaiki kesejahteraan karena waktu itu keluarga kami tidak begitu bagus secara finansial," jelas Andreas kepada Kompas.com, Rabu (05/01/2022). 

Seiring berjalanan waktu produk getuk tiga warna ini semakin dikenal masyarakat. Namun karena dianggap sebagai jajanan tradisional produknya belum diberi merek.

Untuk mempermudah konsumen menemukan produknya, ayah Andreas lantas berpikir untuk menyematkan merek. Nama yang dipilih yaitu 'eco' yang mana dalam Bahasa Jawa artinya enak. 

"Ayah saya berpikir apa yang cocok, terus coba saja nama eco, karena eco itu kan artinya enak kalau dalam Bahasa Jawa, kemudian juga mudah diingat. Terus dikasihlah nama eco itu," jelas Andreas. 

  • Resep Getuk Trio Magelang yang Legit dan Pulen
  • 3 Cara Hangatkan Getuk Vakum, Teksturnya Kembali Lembut

Setelah terkenal dengan merek Eco, penjual getuk tiga warna ini semakin meningkat. Jika mulanya hanya dititipkan di travel agen, produk ini lalu dipasarkan juga di beberapa toko oleh-oleh. 


Lebih lanjut, Andreas mulai meneruskan usaha orang tuanya pada 2007. Lalu sekitar 2010, Getuk Eco pun membuka toko oleh-oleh sendiri yang diberi nama yang sama.

Lokasi tokonya ada di sekitar Jalan DI Panjaitan, Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah.  

Walau sudah populer, Andreas terus berinovasi supaya produknya makin dikenal masyarakat. 

Inovasi ini dilakukan dalam beberapa hal, seperti kemasan, pelayanan, hingga pengembangan produk.

Untuk memperkenalkan produknya secara luas, Andreas juga memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasaran. 

Saat sedang ramai, terutama pada akhir pekan Getuk Eco bisa memproduksi hingga 1000 boks per hari. Bahkan rata-rata produksi hariannya sekitar 700-800 boks. 

"Produksi ini variatif. Kalau misal hari biasa mungkin sekitar 500-600 boks, kemudian kalau di weekend bisa 1000 lebih. Kalau rata-rata saya rasa ya sekitar 700-800 boks per hari," tutur Andreas. 

  • 3 Cara Membuat Getuk agar Lembut dan Pulen
  • Cara Pilih Singkong untuk Bikin Getuk, Sortir Setelah Dikukus

Namun saat pandemi produksi Getuk Eco mengalami penurunan. Omsetnya pun hanya tersisa 20 persen. Meski begitu Andreas bersyukur bahwa Getuk Eco masih bisa bertahan.


 

Untuk dapat mencicipi getuk tiga warna dari Getuk Eco, kamu bisa datang ke toko oleh-olehnya. Atau, bisa pula membeli di beberapa toko oleh-oleh di Magelang, Yogyakarta, maupun Semarang.

Jika tidak memungkinkan, kini Getuk Eco juga melayani pembeli daring melalui marketplace.

Produk yang dipasarkan secara daring adalah getuk vakum sehingga tahan lama dan aman dikirim ke luar kota. Harga satu dus sekitar Rp 30.000-an. 

Kedepannya, Andreas berharap agar situasi dan perekonomian kembali pulih. Jadi, orang-orang bisa bepergian dan mampir ke toko oleh-olehnya untuk membeli Getuk Eco. 

"Saya bersyukur pandemi ini kami tetap bisa bertahan. Saya harap memang ekonomi segera pulih kembali, kemudian orang sudah mulai bisa berpergian lagi. Kemudian usaha oleh-oleh ini bisa berkembang lagi, saya rasa itu," tutupnya. 

https://www.kompas.com/food/read/2022/01/11/121200175/sejarah-getuk-eco-magelang-oleh-oleh-legendaris-sejak-1976

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke