Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Cegah Sampah Pangan dengan Teknologi Blokchain Traceability

Kompas.com - 11/12/2021, 17:12 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sunpride resmi meluncurkan teknologi blockchain tracebility untuk buah segar pertamanya berupa pisang mas yang dipanen dari kebun di Lumajang, Jawa Timur,  Jumat (10/12/2021).

Teknologi ini diharapakan dapat membantu konsumen untuk mengetahui dari mana asal buah yang dikonsumsinya.

Bukan hanya itu, blockchain traceablity juga disebut dapat meminimalisir food waste atau sampah pangan. 

"Bisa mengurangi food waste makanya blokchain ini sangat penting karena saat ini mungkin belum ada teknologi yang tahu kapan kami panen, dengan adanya blockchain ini, teman-teman bisa tahu kapan kami panen," tutur Cindyanto Kristian, Chief Executive Officer PT Sewu Segar Nusantara dalam acara Media Launch Virtual.

Menurutnya, ada beberapa faktor food waste yang harus diperhatikan, seperti hari pengiriman dan kualitas produk itu sendiri.

"Bisa saja waktu saat ditanam, dipelihara, dipanen, itu kualitasnya baik. Akan tetapi pada saat kita mendistribusikan ke toko, tidak didistribusikan dengan cara yang baik," jelas Cindyanto.

Baca juga:

Faktor penganagan distribusi yang tak baik, dapat menimbulkan sampah pangan. 

"Blockchain traceability akan membantu meminimalkan untuk memastikan dengan data," tambahnya.

Cindyanto mengatakan, teknologi blockchain traceablity Sunpride saat ini belum bisa mengetahui detail panen dan pengiriman per jam.

Namun, ia memastikan bahwa teknologi yang baru pertama kali dihadirkan di industri buah Indonesia ini mampu mendata hari panen dan pengiriman buah.

"Blockchain ini juga membantu kami menyiapkan semua data yang kami perlukan, bagaimana kondisi pisangnya, bagaimana keadaan cuaca saat itu, berapa banyak yang kami panen dari petak satu, petak dua, dan petak tiga," kata Cindyanto.

Apabila pisang mas Sunpride yang sudah tiba di toko ternyata tidak memiliki kualitas sesuai harapan, konsumen dapat langsung memberi ulasan dengan memindai kode QR.

"Kami bisa tahu hanya dengan scan QR yang sudah ada di dalam boks kami, di blockchain itu kami akan tahu ini dari pohon yang mana," tuturnya.

Setelahnya, hal tersebut bisa langsung diperbaiki untuk meminimalisir permasalahan serupa sehingga bisa meminimalisir food waste.

Baca juga:

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com