Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Penularan Demam Tifoid dari Makanan, Sanofi Pasteur Inisiasi Kampanye Santap Aman

Kompas.com - 14/11/2021, 18:27 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sanofi Pasteur Indonesia menginisiasi kampanye #SantapAman untuk mengingatkan pentingnya melakukan vaksinasi demam tifoid, Kamis (11/11/2021).

Demam tifoid merupakan penyakit menular melalui makanan yang terkontaminasi oleh bakteri salmonela typhi.

"Seperti kita ketahui bahwa kurang lebih 97 persen pengeluaran per bulan yang dilakukan masyarakat selama pandemi ini biasanya untuk pesan makanan," ujar dr Dhani Arifandi T., Head of Medical Sanofi Pasteur Indonesia. 

Di sisi lain, Dhani menyebutkan adanya kemungkinan kontaminasi bakteri pada makanan. 

Dhani menilai bahwa makanan yang terkontaminasi salmonela typhi bisa datang dari mana saja, seperti makanan rumahan, dine in di restoran, take away, atau delivery.

"Oleh sebab itu di mana kita ingin menikmati santap aman, maka Sanofi mengadakan kampanye ini dengan tujuan mengedukasi masyarakat Indonesia karena sudah ada perlindungan dari vaksin," tutur Dhani.

Untuk memaksimalkan kampanye #SantapAman, Sanofi Pasteur Indonesia menghadirkan dua narasumber yang berkaitan dengan keamanan dan kebersihan pangan yaitu dr Suzy Maria Sp.PD, K-AI dan William Gozali sebagai chef sekaligus influencer.

Dalam kesempatan tersebut, Suzy menyampaikan detail mengenai penyakit demam tifoid yang bisa menyebabkan kekhawatiran bagi semua orang, khususnya para pencinta kuliner. 

"Satu sisi penasaran pengin coba makan, satu sisi khawatir tertular penyakit dari makanan tersebut'," papar Suzy.

Menurut Suzy, kontaminasi bakteri dalam makanan bukan merupakan hal baru, melainkan sesuatu yang wajar.

Sebab, makanan tidak mungkin bisa steril sepenuhnya, seperti alat-alat kedokteran di rumah sakit.

Meski dianggap sebagai hal wajar, bakteri dalam makanan harus tetap diminimalisir untuk mencegah datangnya penyakit menular melalui makanan atau yang disebut dengan foodborne disease.

"Jadi foodborne disease ini akan menularkan penyakit melalui makanan yang kita makan," kata Suzy.

Baca juga:

Ilustrasi waspada penyakit di musim hujan. Selain batuk, flu dan demam, juga perlu waspada pada penyakit seperti diare, demam tifoid atau tipes hingga leptospirosis yang disebabkan oleh kencing tikus.SHUTTERSTOCK/Daria Photostock Ilustrasi waspada penyakit di musim hujan. Selain batuk, flu dan demam, juga perlu waspada pada penyakit seperti diare, demam tifoid atau tipes hingga leptospirosis yang disebabkan oleh kencing tikus.

Gejala demam tifoid

Demam tifoid merupakan salah satu bentuk foodborne disease. Penyakit yang diinfeksi melalui saluran cerna ini bisa ditandai dengan gejala ringan atau gejala berat.

Beberapa gejala demam tifoid adalah nyeri otot, sakit kepala, kelelahan dan lemas, sakit perut, muncul ruam, batuk kering, dan linglung.

"Dia akan masuk ke aliran darah sehingga terjadilah gejala demam. jadi masuknya lewat saluran cerna dulu tetapi gejalanya bisa satu badan," ujar Suzy.

Sementara beberapa gejala berat demam tifoid adalah sulit buang air besar (BAB), diare hingga berdarah, dan bisa menyebabkan kebocoran saluran cerna.

"Jadi bocor di ususnya atau bisa juga menyebabkan zat-zat racun sampai ke otak, orangnya jadi gak sadar," kata Suzy.

"Jadi penyakit ini, orang kan suka berpikir ada demam sedikit 'Oh kata dokter gejala tipes'. Itu tidak sesimpel itu sebenarnya," pungkasnya.

Lebih lanjut, Suzy mengatakan bahwa demam tifoid merupakan penyakit endemis di Indonesia yang tidak dipengaruhi oleh musim tertentu sehingga gejalanya bisa datang kapan saja.

Itu sebabnya, jumlah kasus demam tifoid terus merangkak tanpa mengenal waktu.

Menurut data World Health Organization (WHO) yang disampaikan oleh Suzy, ada 26 juta kasus demam tifoid setiap tahunnya yang dapat menyebabkan 215.000 kematian di dunia. 

Sementara jumlah kasus demam tifoid di Indonesia, mencapai 51-148 untuk setiap 100.000 penduduk yang mengakibatkan 600-1500 kematian.

"Kebetulan ini penyakit karena endemis ya, jadi orang Indonesia mungkin sudah pernah terpapar sebelumnya, sudah punya kekebalan sebelumnya," jelas Suzy.

Ia mengatakan bisa saja sebenarnya penyakit ini gejalanya ringan atau tanpa gejala tetapi bisa juga menimbulkan gejala yang berat, khususnya jika tidak ditangaini. 

Demam tifoid berpotensi komplikasi dan bisa menyebabkan kematian.

Baik dengan gejala ringan atau gejala berat, penderita demam tifoid dan carrier typhi bisa diobati dengan mengonsumsi antibiotik.

Antibiotik merupakan obat yang bisa diberikan sebagai penanganan pertama bagi penderita demam tifoid.

Namun, pemberian antibiotik yang terlambat akan berpotensi fatal sehingga membutuhkan penanganan lanjutan seperti operasi.

"Sebagian besar sih akan sembuh, akan sembuh kalau diobati dengan antibiotik yang benar tetapi kalau pengobatan antibiotik sebenarnya resisten atau kumannya kebal dari antibiotik, bisa saja gejalanya hilang tetapi dia menjadi carrier," jelasnya. 

Jadi yang lebih bahaya itu tuh, kalau dia menjadi carrier dan menularkan ke orang-orang lain, kalau dia habis dari kamar mandi gitu ya tidak cuci tangan dan menyebarkan ke mana-mana," kata suzy

Suzy menjelaskan, carrier typhi berpotensi menyebarkan penyakit demam tifoid tanpa sadar kepada banyak orang.

"Dia (carrier typhi) kesannya sehat tetapi dia membawa penyakit dan kemudian itu menginfeksi orang lain," jelasnya. 

Carrier thyphi bisa mengontaminasi bahan makanan sampai wadah penyajian dan penyimpanan makanan.

Baca juga:

 

Ilustrasi membungkas makanan dengan sarung tangan untuk menjaga kebersihan dan keamanan pangan. Dok. Shutterstock/AnnaStills Ilustrasi membungkas makanan dengan sarung tangan untuk menjaga kebersihan dan keamanan pangan.

Pencegahan demam tifoid, jaga kebersihan hingga vaksinasi

Ada cara mencegah demam tifoid yang bisa dilakukan oleh semua orang. Salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan diri dan kebersihan bahan makanan.

"Tentu yang paling bisa kita lakukan adalah mengontrol dari sisi kita. Jadi standar perilaku hidup sehat, mencuci tangan sebelum makan dengan sabun dan air mengalir," ujar Suzy.

Hal serupa juga disampaikan oleh William. Dirinya mengatakan bahwa sulit untuk memastikan mana saja restoran yang benar-benar menerapkan kebersihan maksimal untuk memproses makanannya. 

Oleh sebabnya, William menganjurkan untuk melakukan sterilisasi makanan terlebih dahulu sebelum menyantap makanan untuk meminimalisir tertular penyakit dari makanan dan wadahnya. 

"Sterilisasi yang di mana sudah disteril dulu bungkusnya and then dimasukkin lagi ke microwave atau dire-heat dua menit,: jelas William. 

Selain menjaga kebersihan diri dan makanan, Suzy mengatakan ada cara lain untuk mencegah terkena demam tifoid, yaitu dengan melakukan vaksinasi tifoid

Vaksin tifoid diperuntukkan bagi anak usia dua tahun hingga orang dewasa.

Langkah mencegah penularan demam tifoid melalui vaksin ini dinilai optimal bagi Suzy karena mampu memberikan perlindungan selama tiga tahun.

Ilustrasi vaksin tifoid, adalah vaksin untuk mencegah demam tifoid atau sakit tipes.SHUTTERSTOCK/SamaraHeisz5 Ilustrasi vaksin tifoid, adalah vaksin untuk mencegah demam tifoid atau sakit tipes.

"Vaksinnnya itu tentunya sangat aman, efek samping yang mungkin terjadi juga sangat bisa ditoleransi," tuutr Suzy.

Adapun efek samping dari vaksin tifoid adalah timbul rasa pegal dan rasa nyeri.

"Tetapi sebenarnya untuk vaksin demam tifoid sendiri, efek simpang dari pasien yang sudah menerima vaksin sebenarnya hampir tidak ada," pungkasnya.

Vasksin tifoid bisa diberikan kepada siapa saja, termasuk pengidap diabetes dan penyakit jantung.

Selama kondisi tubuh pasien sedang optimal, Suzy mengatakan, vaksinasi tifoid bisa diberikan.

Untuk mengedukasi lebih luas seputar demam tifoid dan pencegahannya, Sanofi Pasteur Indonesia akan menyelenggarakan beberapa aktivitas lain yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

"Kita juga akan mengadakan webinar kesehatan itu akan bekerjasama dengan asosiasi medis dengan tujuan untuk meningkatkan kembali informasi tentang foodborne disease dan pencegahannya," ujar Dhani.

Selain itu, ada juga kampanye digital yang akan dilakukan oleh Sanofi Pasteur Indonesia dan publisher untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mendapatkan vaksin tifoid.

"Kita juga akan mengadakan Instagram live chat, yaitu mengobrol seputar topik foodborne  dengan expert dan tentunya kita akan mengundang salah satu influencer yang terkenal," pungkasnya.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com