Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Uji Klinis Vaksin Tifoid atau Tipes di Indonesia Dinyatakan Aman

Kompas.com - 23/10/2020, 16:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Vaksin Vi-DT atau vaksin konjugat tifoid yang diproduksi PT Bio Farma terbukti aman dan efektif diberikan bagi anak-anak berusia 2-11 tahun.

Ini merupakan hasil uji klinis fase 2 yang dilakukan FKUI-RSCM, PT Bio Farma, dan International Vaccine Institute Seoul.

"Melalui penelitian ini, vaksin Vi-DT terbukti dapat meningkatkan titer antibodi 28 hari pasca-vaksinasi sebesar 4 kali lipat atau lebih," kata Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (22/10/2020).

Hasil penelitian uji klinis fase 2 vaksin Vi-DT telah dipublikasikan di jurnal BMC Pediatrics pada bulan Oktober 2020.

Baca juga: Jangan Salah Lagi, Tipes atau Demam Tifoid Bukanlah Penyakit Tifus

Prof Ari yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menjelaskan, demam tifoid dikenal masyarakat sebagai penyakit tipes. Ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi.

Dari 14,3 juta kasus demam tifoid dan paratifoid di dunia, 12,6 persen terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dan 55,9 persen pada anak-anak di bawah usia 15 tahun.

Insiden tertinggi demam tifoid ditemukan pada daerah dengan angka kemiskinan tinggi, padat penduduk, dan sanitasi buruk.

"Oleh karena itu, salah satu upaya untuk menurunkan jumlah kasus demam tifoid adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan ketersediaan air bersih," ungkap Ari.

Namun pada daerah endemis dengan resistansi antibiotik tinggi, upaya ini tidak terlalu berdampak signifikan.

"Di sinilah, vaksinasi memegang peranan penting," tegas Ari.

Penelitian

Uji klinis fase 2 ini melibatkan 200 relawan yang memenuhi kriteria inklusi, yakni berusia 2-11 tahun dan telah menandatangani lembar informed consent.
200 relawan ini dibagi menjadi 2 kelompok sama besar secara acak.

Kelompok pertama menerima vaksin Vi-DT dan kelompok kedua menerima vaksin Vi-polysaccharide (Vi-PS).

Ilustrasi penyakit Tipes, penyebab penyakit ini akibat infeksi bakteri Salmonella thypii.SHUTTERSTOCK/Kateryna Kon Ilustrasi penyakit Tipes, penyebab penyakit ini akibat infeksi bakteri Salmonella thypii.

"Vaksin Vi-PS adalah vaksin tifoid berlisensi di Indonesia, berperan sebagai kontrol dalam penelitian ini," jelas Ari.

Untuk menghindari bias, peneliti tidak mengetahui siapa saja yang masuk dalam kelompok pertama atau kedua (observer-blind).

Ari pun memaparkan, relawan yang memiliki riwayat demam tifoid (dikonfirmasi dengan pemeriksaan kultur darah atau rapid test), sudah mendapat vaksinasi untuk demam tifoid sebelumnya atau vaksinasi apapun dalam kurun waktu 1 bulan tidak diikusertakan dalam riset.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com