KOMPAS.com - Sebagai negara maritim, Indonesia dikenal memiliki beragam biota laut yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Salah satunya adalah teripang.
Buku "Pedoman Umum Identifikasi dan Monitoring Populasi Teripang" (2015) oleh Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut menulis, teripang merupakan salah satu spesies timun laut atau sea cucumber yang diperdagangkan.
Spesies timun laut, termasuk teripang, paling banyak adalah dari Ordo aspidochirotida.
Timun laut Ordo aspidochirotida umumnya memiliki ciri fisik bentuk tubuh yang memanjang, seperti mentimum, serta duri lunak yang terdapat di sekililing tubuhnya.
Bobot teripang bisa mencapai enam kilogram. Namun, ukuran tubuh teripang berbeda tergantung jenisnya.
Panjang teripang berkisar antara 25-100 sentimeter dan berat satu teripang rata-rata 0,5-6 kilogram.
Bagian depan atau mulut teripang dikelilingi oleh tentakel, sementara bagian tubuh terdapat anus.
Menurut buku "Beternak Teripang Jadikan Uang" (2017) oleh Ahmad Thomy Hanafie terbitan Zahara Pustaka, beberapa teripang menggunakan tentakel yang berfungsi untuk menangkap makanan berupa tumbuhan atau hewan di dasar laut.
Sementara jenis teripang lainnya mengisap bahan organik dari lumpur dan pasir dan membuang sisanya melalui kloaka.
Untuk mempertahankan dirinya, beberapa teripang akan mengeluarkan semacam benang filamin yang lengket dari anus.
Mengutip Britannica sejumlah spesies teripang juga ada yang memancarkan racun mematikan bagi hewan kecil tetapi tidak bagi manusia.
Selain itu, beberapa teripang yang biasanya hidup di dasar perairan juga memungkinkan tercemar logam, seperti merkuri, timbal.
Baca juga: