Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Layanan Makanan di Asia Mulai Beralih ke Cloud Kitchen

Kompas.com - 07/07/2021, 13:38 WIB
Silvita Agmasari

Editor

Sumber Antara

Sisanya 30 persen portofolio perusahaan juga akan dialokasikan untuk cloud kitchen.

Beda hal dengan layanan makan mandiri yang skalanya lebih kecil.

Laporan Kearney menunjukkan bahwa mereka mungkin perlu menutup toko fisik mereka, kemudian beralih sepenuhnya ke cloud kitchen. Mereka juga akan bergantung pada agregator.

Sekitar 15 persen hingga 20 persen pesanan akan dipimpin oleh agregator.

Peran agregator bagi industri jasa makanan di sini adalah untuk menghimpun data serta informasi dalam memperlancar pemesanan, pelacakan pembayaran, pengiriman, serta pengalaman konsumen.

 

Industri jasa makanan diramalkan akan menjadi lebih terkonsolidasi karena agregator makanan mengambil bagian besar dari pasar layanan makanan.

Baca juga: Panduan Layanan Pesan Antar Makanan pada Era New Normal dari Kemenparekraf

"Para agregator akan terus tumbuh pesat dan mendominasi ekosistem layanan makanan," jelas Siddarth.

Ia menyebutkan agregator telah berhasil membangun loyalitas pelanggan, contohnya dengan memberi kemudahan dalam pemesanan, pelacakan pembayaran, dan pengiriman.

Agregator juga terus meningkatkan pengalaman konsumen dengan memberikan platform untuk ulasan restoran serta program langganan atau loyalitas.

Siddharth menyebutkan dalam ranah business-to-business (B2B), agregator akan mengakuisisi perusahaan yang dapat memberi nilai tambah.

Para agregator akan membangun jaringan cloud kitchen mereka sendiri seperti yang sudah dilakukan di Thailand, Singapura, Filipina, dan Indonesia.

"Mereka juga akan menjadi one stop shop bagi perusahaan layanan makanan, dengan menyediakan bahan baku, peralatan masak, ruang cloud kitchen, pinjaman modal, alat analisis, serta sistem point of sale," lanjut Siddharth.

Baca juga: Di Filipina, Batalkan Pesan Antar Makanan Bisa Dipenjara 6 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com