Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Sagu Sebagai Ketahanan Energi, Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat

Kompas.com - 20/10/2020, 19:19 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sagu, bahan pangan banyak manfaat yang sering ditemui di Papua ini bukan sebatas bahan pangan, melainkan juga berpotensi sebagai ketahanan energi.

Potensi sagu dipaparkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Musdhalifah Machmud, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Ketiganya hadir pada acara pembukaan Pekan Sagu Nusantara 2020 dalam EXPO Pekan Sagu Nusantara melalui siaran langsung dari YouTube, Selasa (20/10/2020).

Baca juga: Pekan Sagu Nusantara 2020 Resmi Dibuka Hari Ini

Sagu sebagai sumber utama pangan nasional

“Kita punya lahan sagu yang terluas di dunia dengan total luas lahan sekitar 5,5 juta hektar. Kalau karet saja kita bisa unggul dan menjadi kedua kontribusi negara kita yang luas 3,7 juta hektar, sedangkan sagu 5,5 juta hektar potensinya sangat besar sekali,” papar Musdhalifah.

“Masyarakat jangan bergantung hanya pada beras sebagai sumber utama pangan nasional. Mulai saat ini kita akan berupaya bekerja bersama untuk mewujudkan sagu sebagai salah satu pangan utama di beberapa wilayah-wilayah di Indonesia,” lanjut Musdhalifah.

Musdhalifah mendorong agar sagu terus diberikan perhatian dengan praktik berkelanjutan dengan usaha yang baik. Kemudian bisa meminimalkan potensi yang bisa merusak sumber daya alam (SDA) Indonesia.

Ia memaparkan bahwa area yang telah dimanfaatkan dari total luas lahan sagu pada 2019, baru sampai 5,79 persen atau seluas 314.000 hektar.

Dengan proposi 96 persen lahan sagu dikelola oleh perkebunan rakyat dan sisanya dikelola oleh perkebunan swasta.

“Hal ini memunjukkan bahwa potensi lahan sagu yang cukup besar ini masih sangat perlu untuk kita kembangan pengelolaannya. Kita optimalkan manfaatnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kita dan meningkatkan perekonomian negara,” kata Musdhalifah.

Ia juga menyampaikan tujuannya untuk menggali potensi bisnis sagu nusantara, bukan hanya sebagai pangan melainkan juga sebagai ketahanan energi.

“Karena sagu merupakan salah satu sumber yang dapat menghasilkan etanol untuk mensubstitusi bahan bakar fosil kita dari premium yang sekarang realisasinya masih 0 persen,” jelasnya.

Yahulin (54), warga Kampung Karatung satu, Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe sedang mencuci pati pohon sagu untuk dijadikan tepung sagu.KOMPAS.com/Ronny Adolof Buol Yahulin (54), warga Kampung Karatung satu, Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe sedang mencuci pati pohon sagu untuk dijadikan tepung sagu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com