Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Obat Herbal Tingkatkan Peluang Ekspor Jamu Indonesia ke China

Kompas.com - 19/09/2020, 17:05 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Ekspor jamu dan tanaman obat ke China punya peluang yang cukup besar. Hal itu diungkapkan Djauhari Oratmangun, Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok & Mongolia.

Tanaman obat khususnya jadi satu dari 10 komoditas utama barang yang diekspor Indonesia ke China menurut data China Custom Data yang dijabarkan Djauhari dalam sesi webinar Jamu Modern Untuk Pasar Indonesia, Asia, Afrika, Timur Tengah & Eropa, Selasa (15/9/2020).

Baca juga: Popularitas Jamu di Indonesia Naik berkat Olahan Baru dan Café Jamu

Berdasarkan data dari China Custom Data, Indonesia menempati peringkat 11 negara penyuplai kebutuhan impor China untuk kategori barang HS 121190 atau bahan baku berupa tanaman.

Bahan baku tanaman yang dimaksud dikirim baik dalam bentuk segar maupun dikeringkan. Bahan tersebut digunakan untuk bahan parfum, farmasi, anti-serangga.

“Produk yang banyak diimpor Tiongkok dari Indonesia ini adalah tanaman yang digunakan untuk bahan baku parfum, obat tradisional, dan insektisida,” jelas Djauhari.

Ilustrasi, jahe merah salah satu tanaman herbal asli Indonesia yang memiliki khasiat sebagai imunomodulator bagi pasien Covid-19 yang sedang dikembangkan LIPI.SHUTTERSTOCK/Masitah Harun Ilustrasi, jahe merah salah satu tanaman herbal asli Indonesia yang memiliki khasiat sebagai imunomodulator bagi pasien Covid-19 yang sedang dikembangkan LIPI.

“Selama pandemi periode Januari-Juli 2020, kebutuhan impor Tiongkok dari dunia terus mengalami peningkatan dengan kenaikan sekitar 32 persen,” sambung dia.

Tren obat herbal di China

Menurut Djauhari, China bisa jadi pangsa pasar yang besar untuk produk obat tradisional karena adanya kepercayaan mendasar masyarakat China terhadap pengobatan herbal.

“Kebanyakan masyarakat China itu masih mempercayai obat tradisional daripada obat farmasi. Makanya kalau di sini kita ke dokter akan ditanya, apakah butuh obat-obatan tradisional atau obat-obat dari barat (modern), atau penggabungan keduanya,” papar Djauhari.

Kepercayaan masyarakat China terhadap obat tradisional telah berlangsung ribuan tahun. Mereka percaya bahwa obat tradisional bisa menyembuhkan penyakit dan menjaga kesehatan tubuh.

Menurut Djauhari, pangsa pasar ekspor untuk tanaman obat dan jamu dari Indonesia ke China terbuka sangat lebar.

“Memang benar Tiongkok punya persyaratan yang sangat ketat terhadap obat tradisional termasuk prosedur pendaftaran, inspeksi, hingga peredaran. Tapi bukan berarti sulit atau mustahil dilakukan.”

Ilustrasi minuman herbal khas Indonesia. SHUTTERSTOCK/MENIGA.ID Ilustrasi minuman herbal khas Indonesia.

Saat ini Indonesia sudah melakukan ekspor tanaman obat ke China. Namun belum banyak yang berbentuk produk jadi seperti jamu siap konsumsi. Kebanyakan yang diekspor adalah bahan baku untuk obat tradisional China.

“Memang kita belum ekspor barang jadi yang bisa punya nilai tambah lebih. Kebanyakan masih bahan seperti temulawak, kunyit. Saya tidak bayangkan waktu itu ternyata mereka menyampaikan bahwa bahan bakunya diimpor dari Indonesia,” jelas Djauhari.

Bantuan KBRI

Untuk mendorong hal ini, Djauhari lewat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tiongkok akan berusaha membantu membawa produk jamu modern atau tradisional Indonesia ke China.

Ia mengaku KBRI bisa menyediakan tempat untuk display produk yang akan diekspor, terletak di salah satu pusat perbelanjaan di China.

“Kami di KBRI juga punya window of the world untuk display produk Indonesia. kita sedang menggagas membuka paviliun Indonesia,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com