Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliner Legendaris Yogyakarta, Ayam Mbah Tumbu yang Eksis Sejak 1962

Kompas.com - 02/08/2020, 20:55 WIB
Markus Yuwono,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Berkunjung ke Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, tak ada salahnya mencoba ayam goreng Mbok Tumbu yang sudah berjualan sejak tahun akhir 1962.

Baca juga: 8 Tempat Kuliner Murah di Malioboro Yogyakarta, dari Gudeg sampai Kopi Joss

Ayam goreng yang terletak Dusun Ngebrak Barat, Kalurahan Semanu, Kapanewon Semanu ini memiliki cita rasa berbeda sehingga tetap bisa bertahan puluhan tahun meski berada di perkampungan kecil. 

Untuk bisa menikmati ayam goreng bacem khas jawa ini, bisa ditempuh dari kota Wonosari ke arah timur menuju ke Pasar Munggi kapanewon Semanu.

Setelah sampai pasar maju sedikit ada gang ke kanan menuju ke arah rumah Mbok Tumbu. Rumah beraksitektur limasan ini didepannya jika pas makan siang terparkir mobil dan motor pembeli.

Warung Mbok Tumbu Mempertahankan Dapur TradisionalKOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Warung Mbok Tumbu Mempertahankan Dapur Tradisional

 

Mereka biasanya memesan ayam goreng, opor yang dalam paket penyajiannya ditambah sayur lombok, sambal bawang, dan udapan daun kenikir.

"Kalau makan disini paket satu orang rata-rata Rp 35.000, tapi jika lauknya paha atau yang lainnya akan berbeda lebih murah," kata salah satu pengelola warung makan Mbok Tumbu, Anggit Suyatno disela melayani pembeli Rabu (29/7/2020)

Setiap harinya di warung sederhana yang dikelola keluarga ini menghabiskan 20 sampai 25 ekor ayam kampung yang dibeli dari pasar.

Menurut Anggit, warung makan ini berdiri sejak akhir 1962. Namun dalam tulisan didepan sengaja dibulatkan menjadi tahun 1963. Awalnya warung ini dikelola Pasangan Mbah Tumbu yang tak lain adalah kakek dan neneknya.

Menurut dia, mbah Tumbu memulai jualan sejak pagi di rumahnya, dan sore hari sampai malam di sekitar los Pasar Munggi, Semanu.

Sekitar tahun 2005, ada pembangunan pasar dan menutupi jualannya, dirinya memilih memindahkan ke rumah yang memang hanya berjarak sekitar 300 an meter dari Pasar Munggi.

"Jadi awalnya sejak pagi selesai memasak simbah berjualan di rumah pembeli makan di lincak (seperti kursi berukuran agak besar), sorenya baru dipikul ke pasar sekitar pukul 17.00 WIB sampai malam," ucap Anggit.

Ayam Goreng Mbok Tumbu beserta Sayur Lombok, Kudapan Daun Kenikir dan Sambel BawangKOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Ayam Goreng Mbok Tumbu beserta Sayur Lombok, Kudapan Daun Kenikir dan Sambel Bawang

Hingga kini dirinya masih mempertahankan resep pembuatan ayam mulai bacem, opor hingga sayur lombok, dan dimasak masih menggunakan tungku tradisional. Sehingga memiliki penggemar dari berbagai kalangan sejak puluhan tahun lalu.

Dari rasa ayam goreng bacem cenderung manis tetapi tidak terlalu dominan, rasa ayam masih bisa dirasakan.

Untuk opor santannya tidak begitu pekat memiliki rasa gurih dan manis.

"Untuk urap kenikir itu awalnya permintaan dari pembeli, hingga kini masih banyak yang suka," ucapnya.

Salah seorang pelanggan, Yusuf Aditya, mengaku sudah lama sering membeli ayam goreng mbok Tumbu. Diakuinya, rasa ayam goreng bacemnya berbeda dengan ayam goreng pada umumnya.

"Tidak terlalu manis dan tidak terlalu gurih, jadi pas saat dipadukan dengan sayur lombok atau sambel bawang," ucap Adit.

Belum lama ini dirinya berkunjung ke warung makan Mbah Tumbu bersama kawannya seorang youtuber review makanan asal Yogyakarta, dyodoran.

Dia berani merekomendasikan makanan ini karena memang memiliki rasa yang berbeda dibandingkan yang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com