"Tantangannya tergantung dari bagaimana mereka (merek) bisa membagi-bagi dapur," sebut Susanty.
"Misalnya satu dapur untuk lebih dari satu brand, di situ bagaimana mereka bisa menjaga resep rahasia dari kompetitor?," katanya.
Baca juga: Panduan Makan di Restoran pada Era New Normal
Selain itu jika dalam satu dapur ada banyak merek restoran, maka pelaku bisnis kuliner harus memutar otak untuk menawarkan variasi produk yang berbeda.
Hal ini untuk mengurangi persaingan usaha dan menawarkan variasi produk pada konsumen.
Produk adalah pemeran utama dalam bisnis kuliner ini sehingga produk yang dijual harus unik dan menonjol.
Jika produk makanan biasa saja dan cenderung sama maka sulit dikenal dan diingat oleh konsumen.
Baca juga: New Normal, Bagaimana Protokol di Coffee Shop Jakarta?
Hal lain yang disebutkan Susanty, pelaku bisnis harus konsisten dalam mempertahankan kebersihan, kualitas, dan rasa dari produk agar mendapat kepercayaan dari konsumen.
Cloud kitchen juga butuh pengawasan penuh, layaknya dapur di restoran konvensional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.