Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Garam dan Hubungannya dengan Peradaban Manusia

KOMPAS.com - Garam merupakan salah satu bumbu dapur yang selalu digunakan untuk memberi rasa pada makanan saat memasak. 

Namun, faktanya garam tidak hanya digunakan saat memasak. Garam juga digunakan dalam berbagai sektor seperti industri pengepakan dan pengolahan daging, kimia, pakaian, dan sebagainya.

Penggunaan garam juga  sudah dilakukan sejak jaman peradaban kuno.

Garam berfungsi sebagai pengawet makanan dan pemberi rasa pada zaman kuno. Selain itu  juga berfungsi untuk mengawetkan mumi, dan persembahan kepada dewa-dewi.

Dikutip dari History.com dan Britannica.com, orang Mesir kuno yang pertama menyadari proses pengawetan dapat dilakukan dengan garam. 

Hal tersebut karena garam mengandung sodium, yaitu kandungan yang menarik kelembaban penyebab bakteri keluar dari makanan. 

Makanan yang kering, berarti mencegah proses pembusukan. 

Namun pada masa lalu, jenis pengawetan tersebut tidak terbatas pada daging. Mumi juga dikemas dengan garam.

Bagaimana orang zaman dulu mendapatkan garam?

Provinsi Shangxi di China memiliki danau yang kaya akan garam yaitu, Yuncheng.

Saat itu, diperkirakan sedang terjadi konflik untuk memperebutkan kendali atas cadangan garamnya sejak 6.000 SM.

Garam dikumpulkan dari danau selama musim kemarau, ketika air menguap dan dataran garam terpapar.

Sementara itu, orang Mesir kuno mendapatkan garam mereka dari rawa-rawa Nil.

Orang Inggris kuno berkumpul di sekitar mata air asin untuk mendapatkan garam.

Faktanya, nama tempat dalam bahasa inggris seperti Middlewich dan Norwich dikaitkan dengan area sumber garam. 

Dalam sejarah Amerika Serikat, garam menjadi penentu pemenang perang. Selama Perang Saudara, garam adalah komoditas berharga.

Garam tidak hanya digunakan untuk makan tetapi juga untuk penyamakan kulit, mewarnai pakaian, dan mengawetkan ransum pasukan.

Presiden Konfederasi Jefferson Davis bahkan menawarkan pembebasan dinas militer kepada siapa pun yang bersedia bekerja pada produksi garam di pantai.

Sejarah penggunanaan garam

Di beberapa belahan negara bagian barat dan di India, penggunaan garam diperkenalkan oleh bangsa Eropa.

Sementara, di beberapa bagian Afrika Tengah garam merupakan sebuah kemewahan yang hanya tersedia bagi orang kaya.

Kebanyakan masyarakat disana menjadikan susu dan daging mentah yang merupakan makanan utamanya sebagai sumber asupan garam.

Daging biasanya hanya dipanggang, supaya garam alaminya tidak hilang.

Oleh sebab itu mereka tidak membutuhkan suplemen natrium klorida, karena mereka sudah mendapatkannya dari makanan utama tersebut. 

Penggunaan garam sangat berkaitan dengan kemajuan dalam semua sektor kehidupan. Mulai dari kehidupan pengembara hingga kehidupan pertanian.

Penggunaan tersebut juga menjadi sebuah langkah maju dalam peradaban yang sangat mempengaruhi ritual dan kultus di hampir semua peradaban kuno.

Garam biasanya dimasukkan dalam persembahan korban ke dewa. Persembahan seperti itu lazim di antara orang Yunani dan Romawi, dan diantara sejumlah orang Semit.

Kualitas pengawet garam dijadikan simbol keabadian atau kesetiaan.

Garam berpengaruh besar pada pengetahuan manusia tentang rute perdagangan kuno.

Salah satu jalan tertua di Italia adalah Via Salaria (Rute Garam) di sana garam Romawi dari Ostia dibawa ke bagian lain Italia.

Herodotus menceritakan tentang rute karavan yang menyatukan oasis garam di Gurun Libya.

Perdagangan kuno antara Laut Aegea dan pantai Laut Hitam di selatan Rusia, sangat bergantung pada kolam garam di muara Sungai Dnieper. Ikan asin biasanya menjadi ransum perjalanan.

Sebagian garam digunakan sebagai alat tukar yang berfungsi seperti uang di Ethiopia, Afrika, dan di Tibet.

Pada tentara Romawi tunjangan garam diberikan kepada para perwira dan laki-laki. 

China, Amerika Serikat, India, Jerman, Kanada, dan Australia adalah produsen garam terbesar di dunia pada awal abad ke-21.

https://www.kompas.com/food/read/2021/03/24/200900975/sejarah-garam-dan-hubungannya-dengan-peradaban-manusia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke