Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lodi, Dua Kali Kuliah di Belanda demi Bangun Tanah Leluhur

Kompas.com - 26/02/2024, 16:02 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Ada banyak pekerjaan riset terkait pembangunan manusia dan lingkungan hidup yang dilakukan Lodi selama di pulau Sabu.

Sebut saja seperti menjadi konsultan di Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman Bidang Cipta Karya Dinas

Pekerjaan Umum Provinsi NTT, Program Director di Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC), peneliti di Tulodo dan PRISMA.

Keilmuan dan pemikirannya telah banyak dipakai untuk memberi tanggapan dan menyusun kajian strategis atas pembangunan terutama terkait manajemen air di daerah Sabu dan sekitarnya.

Lodi juga mendirikan proyek museum rintisan bernama Museum Ammu Hawu. Museum ini berupa situs digital ini merekam sekaligus menggali seluruh peradaban sosial, budaya, ilmu pengetahuan, dan kebijaksanaan hidup yang diwariskan masyarakat Sabu dari generasi ke generasi.

Baca juga: Kisah Ayah Anak Lulus Cumlaude dan Wisuda Bareng di UIN Walisongo

Ammu Hawu sendiri diambil dari nama rumah adat tradisional masyarakat Sabu Raijua. Baginya, siapa lagi yang kalau bukan orang Sabu dan memiliki tekad kuat yang militan untuk merawat dan mengembangkan tanah asalnya.

Penelitiannya terkait masyarakat Sabu juga dituangkan melalui film dokumenter yang sedang digarap bersama suami dan timnya. Film berjudul “Pulau yang Ditinggalkan” mengisahkan dua pemuda yang terpaksa meninggalkan pulau tempat tinggalnya untuk mencari penghidupan dan menyusuri langkah nasib dalam ketidakpastian.

Film dokumenter ini sekaligus menjadi sentimentil dengan perjalanan kehidupan keluarga Lodi. Sebagai orang asli Sabu yang harus pergi jauh keluar dari tanah airnya untuk mencari kehidupan menggapai mimpi dan berusaha mencari kehidupan yang ideal.

Lodi mengatakan, anak muda perlu menuntut ilmu lebih jauh, dan melihat tanah air atau kampung halaman dari tempat yang jauh. Niscaya akan mendapat banyak cara pandang dan peluang yang dapat memajukan diri sendiri dan orang lain.

“Harapan saya LPDP bisa betul-betul berdiri, hadir untuk berkontribusi, menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” tutup Lodi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com