Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ayah Anak Lulus Cumlaude dan Wisuda Bareng di UIN Walisongo

Kompas.com - 16/02/2024, 12:44 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo beberapa waktu lalu menggelar wisuda bagi 1.083 sarjana.

Dari ribuan wisudawan yang mengikuti wisuda UIN Walisongo, ada ayah dan anak yang lulus bersama. Mereka bahkan lulus dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) tinggi dan meraih predikat cumlaude.

Sang ayah yaitu H. M. Mudhofi diwisuda sebagai Doktor Studi Islam konsentrasi Pemikiran Islam. Mudhofi saat ini tercatat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo.

Baca juga: Cerita Liza, Lolos 5 Kampus Luar Negeri Pakai Beasiswa LPDP

Cerita ayah dan anak lulus bareng dengan IPK cumlaude

Sedangkan anaknya yang bernama Muhammad Nabih Z. A., menjadi wisudawan S1 terbaik di Fakultas Ushuludin dan Humaniora.

Mudhofi mendapat gelar Doktor dengan IPK 3,76 dan menulis disertasi yang mendapatkan nilai 3,97 dengan judul "Pengarusutamaan Narasi Ahl Al-Sunnah Wa Al-Jamaah Al-Nahdiyyah di Era New Media.

Sedangkan Nabih sang anak, mendapatkan IPK 3,85 dengan menuliskan skripsi yang meraih nilai 4 (A) berjudul "The Childfree Phenomena of Sayyid Mahmud Al-Alusi's Prespective in Tafsir Ruh Al Ma'Ani".

Mudhofi mengaku, ada tantangan dalam menyelesaikan kuliah. Baik di kampus maupun saat berada di rumah. Karena ia harus membagi peran antara menjadi dosen, suami, ayah dan Wakil Dekan.

Baca juga: Berkat KIP Kuliah, Dhea Bisa Lulus dari Unej dengan IPK 3,99

Meski sudah berusia 54 tahun, Mudhofi mengaku tetap semangat menyelesaikan tugas akhirnya di tengah tanggungjawab lainnya di kampus dan sebagai ayah di tengah rumah tangganya.

Mudhofi mengaku bangga dan bersyukur putranya bisa lulus tepat waktu, hanya dalam waktu 3 tahun 4 bulan.

Apalagi, putranya juga menjadi lulusan terbaik fakultas. Capaian ayah dan anak ini tidak luput dari dukungan keluarga, teman, kerabat, dan para pembimbingnya.

"Bisa lulus dan wisuda bersama-sama anak merupakan kebahagiaan dan berkah tersendiri bagi saya sekeluarga. Saya dan Nabih saling memotivasi dalam proses penulisan disertasi dan skripsi. Ini menjadi energi positif tersendiri, karena ketika mengerjakan bisa bersama-sama hingga tengah malam," ucap Mudhofi, dilansir dari laman Kementerian Agama (Kemenag).

Sebagai seorang dosen, Mudhofi menekankan pentingnya pendidikan bagi keluarganya, berimbang ilmu agama dan ilmu umum.

"Pendidikan bagi keluarga kami sangat penting. Selain ilmu pendidikan umum, Nabih ini lebih fokus ke kajian kitab dan dua adiknya lebih fokus ke tahfidz. Selain pendidikan, berperan bagi masyarakat sekitar dan kehidupan sosial juga merupakan hal yang penting," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com