Dunia juga memproduksi milyaran ton pangan setiap tahun. Sepertiga dari total produksi tidak pernah dikonsumsi. Inilah yang disebut food loss dan food waste.
"Masyarakat kita terbiasa mengkonsumsi gandum yang berasal dari impor. Ini juga masalahan budaya terkait pola makan," ujar Hilmar.
Di bagian akhir, Hilmar Farid mengajak kaum muda, baik peneliti maupun mahasiswa mengambil posisi strategis dalam pemajuan kebudayaan yang memerlukan tenaga dan lembaga andal.
“Kaum muda bisa mengambil posisi sebagai pemimpin dan pemikir, perencana dan peneliti, pelaksana dan tenaga ahli, dan seterusnya," pesan Hilmar.
Baca juga: Wayang Golek Mahakarya Kebudayaan Sunda
"Mahasiswa, misalnya, bisa bergabung dalam program kampus merdeka Magang dan Studi Independen Bersertifikat dalam bidang cagar budaya, kedaulatan pangan, memperkuat organisasi, menelaah masalah dan menemukan solusinya," lanjutnya.
"Dengan cara itulah, kaum muda bisa terlibat dalam gotong-royong kebangsaan untuk memajukan kebudayaan,” ujar Hilmar menutup penjelasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.