Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Adib, Marbot Masjid yang Bisa Kuliah IT di Kampus Amerika

Kompas.com - 19/08/2023, 15:54 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

Sumber Kemenag

Berita bahagia semakin lengkap sebab Khoirul juga lolos seleksi dan menjuarai kompetisi riset teknologi di Korea Selatan.

"Alhamdulillah, sebelum ke Amerika, saya bisa ikut kompetisi riset internasional di Korea Selatan. Alhamdulillah, saya mendapat medali perak," ceritanya.

Ibunya meninggal saat ia masih di Korsel

Adib mengatakan, saat itu keluarganya bahkan ibunya masih sempat tahu jika Adib hendak ke Korea Selatan.

"Berita baik ini disambut oleh keluarga. Orang tua saya bangga melihat anaknya bisa mewujudkan cita-citanya. Terima kasih Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas. Terima kasih Kementerian Agama," sambungnya.

Baca juga: Beasiswa S1 Langsung S3 ke Singapura, Kuliah Gratis Tanpa Batas Usia

Tetapi saat sudah berada di Korea Selatan, Ibu yang sangat disayangi dan selama ini dirawat, meninggal dunia.

Duka makin terasa pilu karena saat itu ia masih berada di Korea Selatan. Sehingga dia tidak bisa mengurus jenazah ibunya hingga dimakamkan.

"Namun saya tetap kuat dan harus meneruskan perjuangan ibu, agar bisa menjadi orang bermanfaat untuk semua orang," kata dia.

Adib mengatakan saat itu ibunya sempat membaik sehingga dia bisa ikut kompetisi riset di Korea Selatan. Meski begitu, Adib percaya Tuhan memiliki rahasia sendiri saat itu.

Tetap berangkat ke Amerika

Pengalaman selama kuliah di Amerika tetap menyenangkan baginya. "Batal masuk Columbia University, Alhamdulillah saya diterima di Rochester Institute of Technology, salah satu universitas bergengsi juga di AS," ucapnya penuh syukur.

Meski hanya 6 bulan, kesempatan kuliah di sana tidak boleh disia-siakan. Adib mencoba mempersiapkan segala sesuatunya, sesuai kemampuannya, sembari menunggu jadwal keberangkatan.

Baca juga: Simak 6 Cara Mengatasi Culture Shock bagi Mahasiswa Baru

"MOSMA Kemenag ini merupakan langkah awal bagi saya untuk bisa terbang dan terus tholabul ilmi di berbagai negara, dan terus berupaya menemukan sesuatu yang baru. Mari kita buktikan bahwa anak desa juga bisa," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com