Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Zidan, Siswa Disabilitas Raih Medali Ajang Tenis Meja di Jerman

Kompas.com - 02/08/2023, 15:06 WIB
Nugraha Perdana,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

"Atlet Hongkong terlihat lebih siap dan prestasinya dikenal cukup bagus. Alhamdulillah, kalau lawan yang termudah dari Chinese Taipei, saya sempat (satu set) bisa menang 11-0," katanya.

Menurutnya, kunci kesuksesannya menjadi atlet tenis meja yakni konsisten dalam latihan. Zidan biasanya dalam sehari bisa menghabiskan waktu 4 - 5 jam untuk latihan.

"Latihan harus disiplin, tidak pernah telat, saya biasanya setelah pulang sekolah, kadang jam 3 sore sampai jam 8 malam, atau jam 2 siang sampai Maghrib. Kalau waktu kelas V SD itu bisa dari jam 3 sore sampai jam 12 malam," katanya.

Selain itu, Zidan juga giat latihan fisik seperti lari pagi selama setengah jam, kemudian push up dan sit up. Menurutnya, disiplin dalam latihan sangat penting karena persaingan atlet tenis meja di Indonesia dinilainya cukup ketat.

Dia pun sempat keteteran menyesuaikan dengan kegiatan akademik di sekolahnya. Meski begitu, pihak sekolah memaklumi kesibukan Zidan sebagai atlet.

"Sempat keteteran sama pelajaran, tapi saya berterimakasih kepada pihak sekolah yang telah memberi kelonggaran," katanya.

Baca juga: Kisah Siswa Autisme, Hasilkan Puluhan Lukisan, Raih Pujian Anies Baswedan

Ke depan, Zidan memiliki target bisa ikut sebagai atlet kontingen Jawa Timur yang berlaga di Porprov Aceh 2024. Selain itu, juga bisa mengikuti Special Olympic World di Indonesia pada tahun 2027.

"Untuk PON Aceh, masih menunggu kapan seleksinya, menunggu kabar dari pelatih, saya latihan terus saja. Karena Jawa Timur mencari atlet yang tidak sembarangan, persaingannya ketat juga, terutama seperti atlet dari Surabaya dan Sidoarjo," katanya.

Dapat beasiswa dari sekolah

Guru Olahraga dan Kesiswaan SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Termiantono Yogi mengatakan bahwa pihak sekolah mendukung kegiatan Zidan.

"Jadwal latihan kita longgarkan untuk pembelajarannya, kita bekerjasama dengan guru-guru menambah materi pelajaran zidan di luar jam latihan, memang untuk zidan kita bebaskan pelajarannya ketika melaksanakan TC di luar sekolah," katanya.

Selain itu, pihak sekolah memberikan beasiswa pendidikan ke Zidan, terutama membebaskan biaya SPP.

Baca juga: Cara Daftar Beasiswa BCA 2024, Kuliah Gratis bagi Lulusan SMA-SMK

"Dukungan dalam bentuk apresiasi sekolah memberikan beasiswa pendidikan dibebaskan tanggungannya seluruhnya, terutama SPP," katanya.

Menurutnya, prestasi Zidan telah menginspirasi teman-temannya yang ingin ke luar negeri untuk mengharumkan nama Indonesia. Selain itu, juga memotivasi teman-temannya untuk berolahraga.

"Dengan adanya prestasi dari Zidan ini banyak pelajar kami yang berminat di dunia olahraga bertambah, karena kita SMK ini memang anak yang ingin berolahraga jarang karena lebih ke kejuruannya, sekarang bertambah," katanya.

Disisi lain, meski menjadi penyandang disabilitas intelektual, menurutnya Zidan seperti orang pada umumnya. Untuk kegiatan pembelajaran yang diikuti juga tidak ada masalah dan bisa menyesuaikan dengan teman-temannya.

"Nilai-nilai akademik Zidan juga bagus, ya seperti teman-temannya, rata-rata 80 nilainya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com