Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Zidan, Siswa Disabilitas Raih Medali Ajang Tenis Meja di Jerman

MALANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memberikan piagam penghargaan kepada beberapa pelajar berprestasi tingkat SMA/ SMK. Salah satunya, pelajar SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang, M Zidan Fathoni (18).

Zidan belum lama ini meraih prestasi Juara 2 Tenis Meja dalam ajang Special Olympic World Summer Games Berlin di Jerman. Ajang tersebut diperuntukkan bagi para atlet penyandang disabilitas intelektual yang bertanding di berbagai cabang olahraga (cabor).

Piagam penghargaan diberikan Khofifah pada Senin (31/7/2023) saat acara Evaluasi dan Pembinaan ASN Se-Wilayah Kerja Bakorwil III Malang di salah satu hotel di Kota Malang, Jawa Timur.

Saat ditemui, Zidan sapaan akrabnya, merupakan pelajar berkebutuhan khusus disabilitas intelektual.

Latihan 5 jam dalam sehari

Pelajar yang tinggal di Desa Jeru, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang itu bercerita bagaimana perjuangannya selama ini menjadi atlet tenis meja.

Dia sudah berkecimpung di dunia tenis meja sejak duduk di bangku Kelas V Sekolah Dasar (SD) dan mengikuti lomba-lomba skala lokal.

"Awalnya dari hobi, kemudian orangtua, terutama ayah mendukung. Kemudian saya pernah ikut klub tenis meja setengah tahun di Kota Malang, terus setengah tahun ikut lagi klub Fearless di daerah Pringu, Bululawang, Kabupaten Malang," kata Zidan pada Senin (31/7/2023) di Kota Malang.

Zidan mengatakan, ia beruntung bisa bertanding ke Jerman. Awalnya, ia tidak lolos seleksi Porprov Jawa Timur 2023, lalu ditawari oleh pelatihnya untuk mengikuti pertandingan tenis meja lainnya skala nasional.

Pada tahun 2022 lalu, Zidan mewakili Jawa Timur dalam ajang Pekan Special Olympic Nasional (Pesonas) di Semarang. Dalam ajang tersebut, pelajar Kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan itu meraih juara dua.

"Kalah sama atlet dari Jakarta, tetapi dari saya ikut pertandingan tingkat nasional itu, Alhamdulillah bisa lolos mewakili Indonesia ke Jerman, total ada 22 atlet asal Indonesia yang ke Jerman," katanya.

Selama kurang lebih dua Minggu sejak 11 hingga 25 Juni 2023, dia menghabiskan waktu bertanding di Jerman. Biaya akomodasi Zidan ditanggung seluruhnya oleh pemerintah.

"Biaya ditanggung negara, mulai dari penginapan, makan, tiket pesawat pulang - pergi," katanya.

Ajang cabor tenis meja yang diikutinya tersebut diperuntukkan bagi atlet berusia dibawah 21 tahun. Zidan turun di kategori single putra dan untuk ganda campuran bersama rekannya bernama Prameswari asal Solo, Jawa Tengah.

"Sebenarnya dapat medali perak itu dua, jadi saya main di dua kategori, yang ganda campuran berpasangan dengan Prameswari asal Solo, Jawa Tengah," katanya.

Untuk kategori single putra, total ada 11 lawan yang dihadapinya dari berbagai negara. Menurutnya, lawan terberat yakni saat partai final melawan atlet asal Hongkong. Seingatnya, dia saat itu kalah dengan skor 3 - 1.

"Atlet Hongkong terlihat lebih siap dan prestasinya dikenal cukup bagus. Alhamdulillah, kalau lawan yang termudah dari Chinese Taipei, saya sempat (satu set) bisa menang 11-0," katanya.

Menurutnya, kunci kesuksesannya menjadi atlet tenis meja yakni konsisten dalam latihan. Zidan biasanya dalam sehari bisa menghabiskan waktu 4 - 5 jam untuk latihan.

"Latihan harus disiplin, tidak pernah telat, saya biasanya setelah pulang sekolah, kadang jam 3 sore sampai jam 8 malam, atau jam 2 siang sampai Maghrib. Kalau waktu kelas V SD itu bisa dari jam 3 sore sampai jam 12 malam," katanya.

Selain itu, Zidan juga giat latihan fisik seperti lari pagi selama setengah jam, kemudian push up dan sit up. Menurutnya, disiplin dalam latihan sangat penting karena persaingan atlet tenis meja di Indonesia dinilainya cukup ketat.

Dia pun sempat keteteran menyesuaikan dengan kegiatan akademik di sekolahnya. Meski begitu, pihak sekolah memaklumi kesibukan Zidan sebagai atlet.

"Sempat keteteran sama pelajaran, tapi saya berterimakasih kepada pihak sekolah yang telah memberi kelonggaran," katanya.

Ke depan, Zidan memiliki target bisa ikut sebagai atlet kontingen Jawa Timur yang berlaga di Porprov Aceh 2024. Selain itu, juga bisa mengikuti Special Olympic World di Indonesia pada tahun 2027.

"Untuk PON Aceh, masih menunggu kapan seleksinya, menunggu kabar dari pelatih, saya latihan terus saja. Karena Jawa Timur mencari atlet yang tidak sembarangan, persaingannya ketat juga, terutama seperti atlet dari Surabaya dan Sidoarjo," katanya.

Dapat beasiswa dari sekolah

Guru Olahraga dan Kesiswaan SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Termiantono Yogi mengatakan bahwa pihak sekolah mendukung kegiatan Zidan.

"Jadwal latihan kita longgarkan untuk pembelajarannya, kita bekerjasama dengan guru-guru menambah materi pelajaran zidan di luar jam latihan, memang untuk zidan kita bebaskan pelajarannya ketika melaksanakan TC di luar sekolah," katanya.

Selain itu, pihak sekolah memberikan beasiswa pendidikan ke Zidan, terutama membebaskan biaya SPP.

"Dukungan dalam bentuk apresiasi sekolah memberikan beasiswa pendidikan dibebaskan tanggungannya seluruhnya, terutama SPP," katanya.

Menurutnya, prestasi Zidan telah menginspirasi teman-temannya yang ingin ke luar negeri untuk mengharumkan nama Indonesia. Selain itu, juga memotivasi teman-temannya untuk berolahraga.

"Dengan adanya prestasi dari Zidan ini banyak pelajar kami yang berminat di dunia olahraga bertambah, karena kita SMK ini memang anak yang ingin berolahraga jarang karena lebih ke kejuruannya, sekarang bertambah," katanya.

Disisi lain, meski menjadi penyandang disabilitas intelektual, menurutnya Zidan seperti orang pada umumnya. Untuk kegiatan pembelajaran yang diikuti juga tidak ada masalah dan bisa menyesuaikan dengan teman-temannya.

"Nilai-nilai akademik Zidan juga bagus, ya seperti teman-temannya, rata-rata 80 nilainya," katanya.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/08/02/150655771/kisah-zidan-siswa-disabilitas-raih-medali-ajang-tenis-meja-di-jerman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke