Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkuat SDG's, STEM Prasmul Kembangkan Riset Inovasi Bidang Energi Terbarukan dan Kesehatan

Kompas.com - 28/07/2023, 10:57 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

Dalam kesempatan sama, Dosen prodi Computer System Engineering STEM Prasetiya Mulya Agung Alfiansyah selaku pemimpin riset menjelaskan beberapa inovasi yang dikembangkan timnya terkait artificial intelligence (AI) dan machine learning bidang kesehatan.

Project pertama terkait pengembangan platform kolaboratif antar rumah sakit untuk deteksi Pneumonia. Pneumonia cukup banyak diderita oleh penduduk indonesia, terutama di kalangan anak-anak.

Diagnosis yang dilakukan secara dini dan diikuti penanganan yang baik akan membantu mempercepat proses penyembuhan penyakit tersebut.

"Kami mengembangkan sebuat sistem berbasis Artificial Intelligent untuk menyelesaikan masalah tersebut secara cepat dan teliti dengan melatih sistem komputer menggunakan data radiologis pasien yang diperoleh dari dari berbagai rumah sakit melalui platform kolaborasi yang dikembangkan," jelas Agung.

Tidak hanya itu, Agung juga menekankan aspek keamanan data dari data banyak pasien yang terkumpul dari berbagai rumah sakit.

"Melalui platform tersebut, informasi data pasien yang disimpan di dalam sistem dan merupakan data sensitif bisa dijaga kerahasiaannya tanpa mengurangi kualitas dan realibilitas dari sistem AI yang dikembangkan," ungkap Agung.

"Sistem ini juga diharapkan bisa mengurangi bias dan ketidakseimbangan data dari berbagai rumah sakit yang tersebar di Indonesia, terutama dalam konteks pengembangan AI," jelasnya.

Project ini dilakukan secara bersama oleh INSA CVL (Perancis) dan didanai oleh ISIF ASIA dengan total project senilai Rp. 600 Juta.

Riset inovasi lain yang dilakukan Agung Alfiansyah adalah Computer Assited Medical Intervention untuk Catheterisasi Jantung.

Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan sebuah sistem yang bisa digunakan untuk membantu para dokter spesialis penyakit jantung melakukan operasi jantung. Sebelum operasi dilakukan, para dokter bisa mengidentifikasi terlebih dahulu sumbatan pembuluh darah yang merupakan target yang akan dicapai.

Selama operasi dilakukan para dokter akan dipandu oleh satu sistem visual yang mengarahkan catetheter jantung menuju target tersebut. Agar navigasi bisa dilakukan secara baik, maka diperlukan teknik yang bisa digunakan untuk menggabungkan data sebelum dan pada saat operasi dilakukan.

"Hal yang mirip dengan sisten navigasi pada saat kita berkendara, dimana kita sudah mempunyai peta sebelumnya dan digabungkan dengan data GPS yang bisa menunjukkan posisi kita pada secara realtime," jelas Agung.

"Sistem navigasi pada saat operasi juga mampu memandu kita melakukan intervensi dengan cepat dan presisi sehingga mengurangi resiko infeksi, paparan radiasi sinar-X, mempercepat proses penyembuhan pasien dan menurunkan cost yang harus ditanggung pasien," tambahnya.

Sistem ini diharapkan juga bisa membantu dokter melakukan evaluasi sesudah intervensi dilakukan oleh dokter.

Project penelitian ini dilakukan sebagai kerjasama dengan TE-ITB, FK-UNS dan UII dengan dibiayai oleh BRIN/LPDP dengan skema RIIM (Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com