Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen FK UMM: Vape dan Rokok Sama-sama Merusak Paru-paru

Kompas.com - 15/06/2023, 16:54 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang beranggapan bahwa mengonsumsi vape atau rokok elektrik lebih aman ketimbang mengonsumsi rokok tradisional.

Hal itu berdasar pada pemikiran bahwa tidak adanya kandungan tembakau dalam rokok elektrik. Sehingga vape menjadi aman dan tidak merusak kesehatan.

Baca juga: Suka Makan Pecel Lele dan Ayam? Ini Bahayanya Menurut Dosen FK UMM

Namun, hal itu dibantah oleh dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dr. Probo Yudha Pratama Putra.

Dia menjelaskan, penggunaan vape juga memiliki risiko bahaya bagi penggunanya, seperti halnya rokok tradisional.

"Electronic nicotine dispensing systems (ENDS) yang sering kita kenal sebagai e-cigarattes atau vape, memiliki sederet kandungan dan komposisi yang merusak tubuh kita," ungkap dia mengutip laman UMM, Kamis (15/6/2023).

Dia menyebut, di dalam vape terdiri dari baterai kawat nikel, copper, hingga silver.

Sementara dalma cairan atau liquidnya berisikan kandungan propylene glycole, nicotine, glycerol, tetrahydrocannabinol, acetaldehyde, formaldehyde, dan acetamide.

Berbagai komposisi tersebut akan bercampur menjadi satu dan membentuk asap yang dihirup tubuh.

Efek dari asap tersebut, sebut dia, menimbulkan bahaya bagi tubuh manusia.

"Pada tahun 2019, terjadi wabah penyakit yang disebabkan vape, yakni wabah e-cigarette. Hal ini disebabkan karena terjadinya peradangan kronis yang disebabkan kandungan dari vapor. Penggunaannya dapat meningkatkan mediator inflamasi pada tubuh dan juga oxidative stress pada tubuh kita," ujarnya.

Baca juga: Perangi Narkoba, Kemendikbud: Para Rektor Kampus Bentuk Badan Ini

Tak sekedar menyakitkan, Yudha menyampaikan bahwasanya EVALI juga berakibat fatal, bahkan menyebabkan kematian.

Menurut salah satu penelitian, ada 68 kematian dalam sebuah wilayah dilaporkan terjadi berkat penggunaan vape.

Sejumlah besar pasien bahkan memerlukan ventilasi mekanis untuk membantu mereka bernafas. Bagi mereka yang sudah parah, berujung pada kematian.

Terkait perbandingan rokok eletkrik dan rokok tradisional, Yudha menjelaskan bahwa vape memang memiliki tingkat kerusakan yang lebih rendah.

Hal ini sudah terbukti secara ilmiah melalui penelitian ahli yang dapat dipertanggungjawabkan.

Namun tetap saja, jika vape digunakan secara berlebihan akan menjadi bom waktu yang dapat membahayakan tubuh kita.

Baca juga: 23 PTS Ditutup, Kemendikbud Ingatkan Jangan Salah Pilih Kampus

"Menurut saya anggapan vape lebih baik dari rokok itu tidak tepat. Sebisa mungkin hindari vape dan rokok konvensional. Vape mungkin lebih rendah tingkat kerusakannya, tapi tetap saja memberikan efek buruk pada paru-paru dan kelangsungan hidup masyarakat," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com