Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Imam Farisi
Dosen

Dosen FKIP Universitas Terbuka

Variasi Dimensi Profil Pelajar Pancasila

Kompas.com - 11/06/2023, 13:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebuah kurikulum yang diklaim Kemdikbudristekdikti didasarkan pada filosofi, pemikiran, sikap, dan tindakan Ki Hadjar Dewantara.

Secara struktural-substantif (Kepmendikbudristek No. 56/M/2022), proyek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu pelaksanaannya dalam bentuk kegiatan ko-kurikuler atau ekstra-kurikuler.

Secara substantif, proyek harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran.

Namun, tetap mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan masing-masing satuan Pendidikan. Implementasinya pun dibedakan pada setiap jenjang dan satuan Pendidikan.

Untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dilakukan melalui kebijakan “Merdeka Belajar, Merdeka Bermain”.

Penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. Alokasi waktu yang disediakan paling sedikit 900 menit per minggu untuk PAUD usia 4—6 tahun, dan 360 menit per minggu untuk PAUD usia 3—4 tahun.

Untuk jenjang Pendidikan dasar dan menengah dilakukan melalui kebijakan “muatan tambahan” pada kurikulum yang ada sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan.

Ada 3 (tiga) pilihan yang fleksibel, yaitu: mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain; mengintegrasikan ke dalam tema proyek penguatan profil pelajar Pancasila; dan/atau mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.

Alokasi waktu yang disediakan adalah 20 persen (jenjang SD/MI); 25 persen (jenjang SMP/MTs); dan 30 persen (SMA/MA) dari total beban belajar per tahun.

Yang menarik adalah, tidak semua mata pelajaran memasukkan proyek penguatan profil pelajar Pancasila.

Terutama pada jenjang satuan pendidikan SMA/MA, pada kelompok mata pelajaran (Mapel) MIPA, IPS, Bahasa dan Budaya, Vokasi dan Prakarya.

Pada kelompok-kelompo mapel tersebut semua dialokasikan untuk intrakurikuler, tidak ada alokasi untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Pada jenjang satuan pendidikan SMK/MAK juga terdapat beberapa mapel yang tidak mengalokasikan proyek penguatan profil pelajar Pancasila seperti mapel konsentrasi keahlian, dan projek kreatif dan kewirausahaan (Kelas XI); Matematika, Bahasa Inggris, konsentrasi keahlian, dan projek kreatif dan kewirausahaan (Kelas XII, XIII).

Apakah proyek Kurikulum Merdeka mampu mewujudkan dam memperkuat projek penguatan profil pelajar Pancasila, biarlah sejarah yang membuktikannya.

Karena setiap kata “proyek” selalu mengindikasikan sesuatu yang tidak permanen, selalu berubah-ubah. Semoga adagium “setiap ganti Menteri, ganti kebijakan” tidak memupuskan harapan dan cita-cita bernegara untuk membangun kehidupan bangsa yang cerdas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com