Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Biomedicine I3L: Anak Marjinal Cenderung Memiliki Infeksi Jamur

Kompas.com - 28/10/2022, 20:57 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Infeksi jamur kulit adalah infeksi yang disebabkan oleh dermatofita dan mikosis superfisial. Infeksi ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum, terutama pada anak-anak yang terpinggirkan.

Banyak dari mereka tinggal di lingkungan yang tidak sehat dan tidak memiliki pendidikan yang cukup tentang kesehatan dan kebersihan.

Hal ini disampaikan Lidya Kristiani, Dosen Fakultas Biomedicine Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L). Lidya juga menyatakan hal ini menyebabkan kurangnya kesadaran akan infeksi ini dan meningkatkan risiko terkena infeksi jamur kulit.

Di antara komunitas ini, infeksi ini tidak dikenal dan diremehkan sehingga menyebabkan keterlambatan deteksi.

Melihat masalah yang ada, Lidya Kristiani bersama dua mahasiswa Biomedicine i3L melakukan penelitian untuk mendeteksi infeksi jamur terhadap anak-anak marjinal di tiga komunitas berbeda, guna mengedukasi deteksi jamur sejak dini.

“Pengumpulan data dilakukan untuk mengukur tingkat kesadaran peserta baik sebelum dan sesudah sosialisasi, sekaligus mengukur kualitas hidupnya," ungkap Lidya.

Lidya menyatakan, perbedaan jenis kelamin, usia dan tempat tinggal masyarakat secara signifikan memepngaruhi kesadaran awal seseorang tentang infeksi kulit jamur. Kelompok usia dewasa memiliki kesasdaran tertinggi, diikuti oleh usia remaja dan anak-anak.

Tingkat kesadaran yang rendah ini menyebabkan anak lebih rentan terhadap infeksi jamur.

Melalui tes KOH dalam penelitian yang dilakukan, sebanyak 56 anak atau 55 persen terdiagnosis positif infeksi jamur kulit.

Pengobatan kemudian diberikan kepada tokoh masyarakat, berikut memberikan edukasi tentang cara menggunakan pengobatan tersebut dengan benar.

Baca juga: ITB-Daewoong Dirikan DDS Research Institute, Dukung Penelitian Farmasi

“Kami mengetahui bahwa tingkat infeksi tidak terdistribusi secara merata, sebaliknya masyarakat yang berdomisili di daerah tersebut dan yang memiliki usia dewasa turut berperan dalam mengedukasi mengenai infeksi jamur pada anak-anak ini," tuturnya.

"Kemungkinan penyebabnya adalah kondisi tempat tinggal mereka, jadi infeksi jamur ini tidak hanya disebabkan oleh kebersihan semata. ditemukan bahwa 95 persen responden mengalami infeksi kulit jamur," tambahnya.

Selain analisis sampel terhadap tiga komunitas, melalui kuisoner apakah responden mengalami gatal-gatal.

Menariknya, kuesioner menemukan pola yang berbeda, lebih banyak orang yang terkena infeksi jamur kulit, daripada orang yang merasakan gatal-gatal pada kulit mereka, yang menunjukkan mereka memiliki kesadaran yang rendah tentang paparan infeksi jamur.

"Kesenjangan ini secara khusus ditunjukkan pada kelompok usia yang lebih muda, yang berarti kesadaran yang rendah mengenai infeksi jamur berkontribusi pada tingkat infeksi yang tinggi, kami juga menemukan bahwa infeksi jamur pada kulit ini sebenernya menurunkan kualitas hidup responden secara keseluruhan," terang Lidya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com