Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian UGM: Kulit Salak Bisa Jadi Obat Kanker Lidah

Kompas.com - 15/09/2022, 09:56 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Salak pondoh merupakan tanaman tropis Indonesia yang menjadi komoditas unggulan di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Peningkatan produksi ini menyebabkan meningkatnya limbah salah, yakni berupa kulit salak.

Mahasiswa Pendidikan Dokter Gigi UGM, Mutia Fitri Akmalia mengatakan, kulit salak pondoh seringkali hanya dibuang sebagai limbah, karena dianggap tidak dapat dikonsumsi.

Baca juga: LTMPT: Kami Tak Lagi Jadi Pelaksana Seleksi Masuk PTN

"Padahal, kulit salak pondoh mengandung berbagai senyawa aktif yang bemanfaat bagi tubuh," kata dia dalam keterangannya, Kamis (15/9/2022).

Dia menjelaskan, dalam kulit salak pondoh kaya akan senyawa aktif, seperti flavonoid, tanin, fenol, triterpenoid, saponin, dan alkaloid.

Berbagai senyawa itu, sebut dia, memiliki beragam manfaat bagi tubuh termasuk sebagai anti tumor.

Melihat potensi dalam kulit salak pondoh, Mutia dan Agita Brianisa (Higiene Gigi 2019), Andini Safa Ramadhanty (Pendidikan Dokter Gigi 2019), Adventya Pinkan (Higiene Gigi 2019) dan Ane Tefvy Setyorini (Biologi 2019) tergabung dalam tim PKM RE UGM melakukan penelitian untuk menggali potensi ekstrak kulit salak sebagai agen antimigrasi sel kanker.

Di bawah bimbingan Prof. Supriatno, mereka pun meneliti pemanfaatan kulit salak sebagai agen antimigrasi sel kanker, khususnya kanker lidah.

Dia mengaku, kanker lidah atau oral tongue squamous cell carcinoma (OTSCC) merupakan neoplasma ganas mematikan yang paling sering terjadi di rongga mulut.

"Kanker jenis ini dapat menyebar hingga ke paru-paru dan hati, di mana salah satu tahap penting dari proses persebaran tersebut adalah migrasi," jelas dia.

Baca juga: Harga BBM Naik, Pakar UGM: Pengguna Transportasi Umum Akan Turun

Penelitian dimulai dengan membuat ekstrak kulit salak. Kemudian, ekstrak yang diperoleh harus dikeringkan dan digiling sampai menjadi serbuk.

Sediaan tersebut lalu direndam dalam larutan etanol selama 24 jam untuk mendapatkan ekstrak kental.

Lalu, mereka melakukan pengujian akan hambatan migrasi kemotaksis sel kanker lidah manusia H357 dengan berbagai konsentrasi dari ekstrak kulit salak pondoh.

Hasilnya pun menunjukkan aplikasi ekstrak kulit salak pondoh berpengaruh pada penurunan migrasi sel kanker.

"Hasilnya, jumlah sel kanker H357 yang bermigrasi menurun pada penggunaan ekstrak kulit salak pondoh yang lebih tinggi," jelas Tefvy.

Penurunan kemampuan migrasi sel H357 tersebut kemungkinan diinduksi oleh beberapa senyawa aktif yang terkandung dalam kulit salak pondoh, seperti flavonoid DDMP dan butyrolactone.

Meski penelitian sudah menunjukkan hasil positif, ke depan masih diperlukan penelitian lanjutan hingga tahap klinis.

Baca juga: Perubahan Aturan Seleksi Masuk PTN 2023, Calon Mahasiswa Wajib Tahu

"Penelitian ini masih dalam tahap uji pre-klinik, tapi diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut. Sehingga nantinya dapat mengangkat derajat kulit salak pondoh, meningkatkan pendapatan petani salak, sekaligus memberikan alternatif terapi kanker lidah yang alami dan mudah didapatkan," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com