Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganggu Capaian, Profesor IPB Jelaskan Dampak dan Cara Atasi Demotivasi

Kompas.com - 04/10/2022, 14:11 WIB
Andia Christy,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, menjaga kestabilan diri untuk tetap penuh dengan motivasi dalam proses melakukan sesuatu itu sulit. Tak jarang sebagian orang mengalami demotivasi atau kehilangan motivasi.

Demotivasi tidak hanya terpaku pada kegagalan. Terdapat kondisi lain yang terkesan sederhana atau sepele, tetapi bisa memicu hal itu terjadi.

Guru Besar Ketahanan Keluarga Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Euis Sunarti mengatakan banyak faktor yang menyebabkan demotivasi. Kedalaman demotivasi juga bervariasi.

Baca juga: 7 Tips Meningkatkan Motivasi Belajar bagi Siswa

Penjelasan demotivasi

Setiap orang dapat mengalami demotivasi dengan beragam. 

"Kadang-kadang kita dapat memahami bahwa demotivasi pada seseorang terjadi karena sering dikecewakan, terutama jika orang tersebut merasa bahwa kinerjanya sebenarnya tidak buruk, dan merasa telah berusaha keras," ujar Prof. Euis melansir dari situs resmi IPB.

Namun ternyata, lanjut dia, demotivasi juga bisa terjadi karena alasan yang terkesan "sepele". Misalnya, ditegur dengan alasan yang cukup gamblang, dan bertujuan mendidik.

Kasus ini, kata dia, sering terjadi di kalangan mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Alasan semacam ini masih bisa dipahami.

Dosen IPB dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia (IKK-Fema) ini mengatakan, faktor utama penyebab demotivasi adalah tidak adanya nilai dan tujuan hidup yang kuat.

Oleh karena itu, kemampuan bangkit setelah demotivasi juga beragam, sesuai dengan kemauan dan tujuan hidup yang kuat.

"Seberapa besar orang tersebut memiliki kekokohan dan nilai hidup itu sendiri serta self-benefit yang sangat tinggi, maka mereka bisa bangkit meski telah mengalami demotivasi," ujarnya.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Overthinking yang Sering Terjadi ala Psikolog IPB

Dampak demotivasi

Menurut Prof. Euis, jika terjadi dalam waktu yang lama, demotivasi dapat mengganggu pencapaian dan perkembangan dalam kehidupan.

Membuat seseorang menjadi tidak produktif, pun pekerjaan yang sebenarnya bisa diselesaikan dalam waktu singkat justru diselesaikan dalam waktu yang lebih lama.

Seseorang dapat kehilangan waktu, tenaga, dan pikirannya. Bahkan, dapat  melewatkan kesempatan emas yang sebetulnya bisa didapatkan di depan mata. Juga merugikan orang di sekitar.

"Perlu ditegaskan bahwa dampaknya bukan hanya merugikan diri sendiri tetapi konsekuensi pada support system dan kebahagiaan orang-orang di sekitarnya," tambah dia.

Demotivasi juga erat kaitannya dengan masalah kesehatan mental.

Baca juga: 7 Kali Gagal Seleksi PTN, Mahasiswa ITS Ini Lulus dengan IPK 3,85

 

Apalagi bila disertai dengan perubahan suasana hati yang signifikan dan disertai rasa khawatir serta cemas yang berkepanjangan. Ini bisa menjadi pemicu depresi.

Jika dibarengi dengan pola tidur, pola makan dan aktivitas yang buruk dapat menyebabkan gangguan jiwa sehingga perlu penanganan.

2 cara mengatasi demotivasi

Prof. Euis memberikan dua tips jika kamu mengalami demotivasi.

1. Perkuat nilai hidup

Seseorang dapat memperkuat niat dan tujuan dalam menjalani hidup. Misalnya memiliki cita-cita masa depan yang cerah, mendidik diri sendiri agar memiliki ketahanan, atau membahagiakan orang tua.

"Dengan tujuan yang jelas, kita bisa menghadapi kesulitan yang berarti sehingga tidak mudah mengalami demotivasi," ungkap dia.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Guru Besar IPB: Orang Indonesia Sering Minum Herbal

2. Membangun lingkungan yang baik dan positif

Lingkungan yang tepat akan saling mendukung dan memotivasi satu sama lain. Terutama dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga.

"Lingkungan positif seperti ini perlu dibangun, tidak harus didapat begitu saja. Artinya berkontribusi terhadap lingkungan, dengan menumbuhkan hal-hal positif sehingga jauh dari demotivasi," lanjut dia.

Prof. Euis mengatakan, jika tidak memiliki lingkungan keluarga yang mendukung, terdapat pula panutan atau role model yang memberikan nilai-nilai positif dari dunia maya. Panutan tersebut dapat memberikan wawasan untuk bisa bangkit dari keterpurukan.

Baca juga: Punya 400 Anggota Tim Bayangan, Pengamat: Nadiem Tak Percaya ASN Kemendikbud

Demotivasi lazim terjadi, tetapi juga dapat ditangani. Poin-poiin dari Prof. Euis dapat kamu ingat dan coba lakukan ke depannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com