Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguak Kebenaran Sejarah G-30-S dari 4 Buku

Kompas.com - 30/09/2022, 18:40 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Sumber Gramedia

KOMPAS.com - Gerakan 30 September atau G-30-S meninggalkan sejarah kelam bagi Indonesia.

Sebanyak sepuluh pahlawan Indonesia menjadi korban peristiwa pergantian malam 30 September ke 1 Oktober 1065 itu.

Mereka dituduh akan melakukan makar terhadap Presiden Pertama RI Soekarno melalui Dewan Jenderal.

Jenazah ketujuh pahlawan revolusi tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sebuah sumur di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Baca juga: Profil 10 Pahlawan Revolusi yang Gugur pada Peristiwa G-30-S

Namun, sebagian besar generasi muda banyak yang tidak mengetahui bagaimana sebenarnya kronologi peristiwa G-30-S terjadi.

Selain lewat film, kamu bisa mengetahui kebenaran sejarah peristiwa ini melalui buku-buku yang ditulis oleh penulis dan penerbit tepercaya.

Berikut referensi buku yang menguak kebenaran sejarah G-30-S merangkum laman Gramedia.com:

Buku Sarwo Edhie dan Peristiwa 1965Dok. Gramedia.com Buku Sarwo Edhie dan Peristiwa 1965

1. Sarwo Edhie dan Peristiwa 1965

Lewat buku ini pembaca akan menemukan fakta-fakta cerita tentang tokoh politik penting pada tahun 1965 yaitu, Sarwo Edhie.

Mulai dari bagaimana namanya bersama Soeharto menjadi terkenal setelah pergolakan politik pada tahun 1965 hingga peran Sarwo Edhie dalam peristiwa G30S/PKI.

Peristiwa sepanjang 1965-1966, dari pembubaran PKI dan pergantian presiden, melambungkan namanya sekaligus menjadi titik-balik perjalanan hidupnya.

Sebagai komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat atau RPKAD, Kolonel Sarwo Edhie adalah salah satu tokoh yang memelopori operasi memusnahkan PKI.

Baca juga: Mengenal Pasukan Cakrabirawa dalam Peristiwa G-30-S

Buku SjamDok. Gramedia.com Buku Sjam

2. Sjam

Tidak jauh beda dengan buku pertama, buku yang disusun oleh tim Tempo ini akan mengungkap tokoh lain dalam peristiwa G30S/PKI yaitu, Sjam Kamaruzaman.

Sjam adalah pria dengan lima nama alias. Ia adalah penduduk asli Tuban, Jawa Timur yang merupakan seorang atheis yang dikenal baik dalam membaca ayat-ayat Al Qur'an.

Dua tahun setelah aksi tahun 65, Sjam Kamaruzaman baru muncul di depan publik kala menjadi saksi dalam pengadilan Sudisman, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Indonesia.
Padahal, keberadaan dia sebelumnya tidak sepenuhnya dipercaya, karena Biro Chusus atau badan rahasia PKI yang dipimpinnya diduga hanya khayalan tentara untuk memudahkan Soeharto memusnahkan partai komunis itu.

Baca juga: Sosok Jenderal AH Nasution, Lolos G-30-S Kehilangan Anak Tercinta

Tapi, ia mengaku memimpin Biro Chusus dan merencanakan aksi rahasia G30S, mempengaruhi anggota tentara agar mendukung PKI, dan punya akses ke kalangan militer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com