Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam Berdarah Mematikan, Ini 3 Tips Hindarinya dari Dosen UM Surabaya

Kompas.com - 15/08/2022, 12:46 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kasus demam berdarah dengue (DBD) terus menghantui masyarakat Indonesia. Itu karena penyakit ini bisa sampai menghilangkan nyawa seseorang.

Belum lama ini, kasus penyakit demam berdarah meningkat di Bima, Nusa Tenggara Barat.

Baca juga: Mahasiswa Lakukan Perpeloncoan, Rektor Undip: Saya Langsung Drop Out

Setidaknya ada 110 warga yang terkena, salah satunya seorang balita berusia 3 tahun dilaporkan meninggal dunia.

Kasus DBD juga meningkat di Bandung Barat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bandung Barat hingga Jului 2022, ada 957 kasus demam berdarah, 10 di antaranya meninggal dunia.

Menurut Dosen Keperawatan Komunitas dan Keluarga UM Surabaya Idham Choliq, demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai, karena dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, muntah disertai darah hingga kematian.

Biasanya, kata dia, demam berdarah akan meningkat saat musim hujan. Hampir setiap tahun demam berdarah dikatagorikan sebagai kejadian yang mengerikan.

"Beberapa hari ini, beberapa wilayah di Indonesia mengalami musim hujan, maka kewaspadaan kepada penyakit demam berdarah perlu ditingkatkan, khususnya bagi anak-anak sebagai kelompok rentan," kata dia melansir laman UM Surabaya, Senin (15/8/2022).

Idham menjelaskan, ada strategi yang bisa dilakukan dalam pencegahan demam berdarah lewat 3M, yakni:

Baca juga: Tarif Ojol Naik, Pakar Unair Sebut Naik Ojol adalah Pilihan

1. Menguras tempat yang sering menjadi penampungan air, seperti bak mandi, drum dan tempat penampungan air lainnya.

2. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi maupun drum untuk mengubur barang bekas di dalam tanah, agar tidak membuat lingkungan semakin kotor.

3. Mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat kembang biak nyamuk demam berdarah.

"Strategi 3M serta upaya lain juga perlu dilakukan, seperti menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, dan upaya lainnya," jelas dia.

Tak lupa, kata dia, di tingkat rukun warga (RW) di beberapa daerah Indonesia sudah digalakkan Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

Mereka yang ditugaskan jadi Jumantik akan bertanggung jawab dalam memantau nyamuk demam berdarah.

"Jumantik harus mengajak masyarakat untuk rutin membersihkan bak mandi, melakukan gotong royong membersihkan lingkungan setiap minggu atau tiap bulan," tutur dia.

Baca juga: Ramai soal Berita Mahasiswa Baru Dijemur Saat Ospek, Ini Jawaban Untirta

Walaupun sudah ada strategi yang bisa dilakukan, Idham tetap berharap masyarakat waspada akan penyakit demam berdarah, mengingat cuaca saat ini tidak menentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com