Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mata Garuda Banten
Perkumpulan Alumni Beasiswa LPDP di Provinsi Banten

Perkumpulan alumni dan awardee beasiswa LPDP di Provinsi Banten. Kolaborasi cerdas menuju Indonesia emas 2045.

Aspek Penting dalam Mengajar Berpikir Kreatif

Kompas.com - 18/04/2022, 15:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ini semacam aktivitas pembuka/pemanasan sebelum masuk pada materi inti.

Para pendidik bisa bertanya pada peserta didik misalnya, untuk apa kita belajar topik ini hari ini? Apa hubungannya dengan topik minggu lalu? Bagaimana menghubungkan kedua topik tersebut?

Peserta didik kemudian diminta untuk menguraikan ide-idenya. Aktivitas ini setidaknya akan membantu para pendidik untuk juga mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik mereka tentang topik yang sedang dipelajari.

Atau memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya sebanyak-banyaknya.

Sebuah sekolah dasar di Amerika, Crellin Elementary School, menerapkan metode ini untuk mengasah/mempertahankan sikap keingintahuan peserta didiknya.

Para pendidik di satuan pendidikan tersebut akan membaca/melihat pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik secara menyeluruh, mengolahnya sebagai acuan dalam membuat dan mengembangkan materi pembelajaran.

Selanjutnya menciptakan proyek atau aktivitas-aktivitas yang bisa dikerjakan di kelas dengan memanfaatkan rasa ingin tahu peserta didik.

Selanjutnya adalah kegigihan atau ketekunan. Peserta didik yang punya daya juang tinggi tidak akan mudah menyerah atas berbagai tantangan/kesulitan yang dihadapi.

Thomas Edison merupakan contoh nyata bagaimana sebuah kegigihan/ketekunan mampu mengantar seseorang mencapai cita-citanya.

Salah satu unsur penting yang ada hubungannya dengan membangun daya tahan peserta didik, yakni dengan melatihnya agar akur dengan ketidakpastian.

Di samping itu juga mereka harus mampu mentolerir ketidakpastian. Ketidakpastian merupakan sesuatu yang sulit.

Dengan mengajari peserta didik memprediksi tantangan masa depan, sedikit banyak akan membuat mereka berpikir terkait apa yang mesti dikerjakan/lakukan.

Misalnya, dengan mengambil momentum transisi dari Sekolah Menengah Pertama ke Sekolah Menengah Atas, atau dari Sekolah Menengah Atas ke universitas.

Prediksi dalam konteks ini bisa tentang kelas-kelas baru, para pengajar yang baru, tempat belajar yang lebih luas, menentukan waktu belajar serta komitmen-komitmen lain yang turut menyertainya.

Para pendidik bisa bertanya kepada peserta didiknya, andai kata mereka berada dalam situasi seperti tersebut, apa yang bisa mereka lakukan sebagai upaya antisipasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com