Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/11/2021, 13:24 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - President University (PresUniv) menggelar International Conference on Family Business and Entrepreneurship (ICFBE) 2021. Penyelenggaraan ICFBE ke-5 tahun ini dilaksanakan secara hybrid di Bali dengan protokol kesehatan ketat dan melalui daring.

IFCBE merupakan ajang berbagi pengetahuan dan hasil riset tentang perusahaan keluarga ini melibatkan peserta dan pembicara dari kalangan pemerintahan, akademisi, dan dunia bisnis.

Rektor PresUniv, Prof. Jony Oktavian Haryanto dalam pembukaan konferensi internasional tersebut berharap  ICFBE 2021 dapat menjadi sarana saling bertukar informasi, berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta hasil riset bagaimana perusahaan keluarga dapat bertahan dan memulihkan diri dari ancaman pandemi Covid-19.

”Untuk tahun ini, ICFBE memilih tema On the Path to Recovery: Leadership, Resilience and Creativity. Tema tersebut kami pilih, karena saat ini masih banyak perusahaan, termasuk perusahaan keluarga, yang tengah berjuang untuk memulihkan diri setelah selama hampir dua tahun diterjang pandemi Covid-19," ungkapnya.

"Di sini, kepemimpinan (leadership), daya tahan (cesilience) dan kreativitas (creativity) betul-betul diuji dan memainkan peran yang sangat penting,” tambahnya.

Dalam paparannya, Jony Haryanto mengutip riset McKinsey (2014) yang menyebut pentingnya peran perusahaan keluarga dalam perekonomian dunia. Menurut McKinsey, 80 persen Produk Domestik Bruto (PDB) negara-negara di dunia ternyata berasal dari perusahaan keluarga.

Lalu, dari seluruh perusahaan yang ada di dunia, 60 persennya masih dimiliki keluarga.

"Mereka ini memainkan peran penting, karena rata-rata perusahaan keluarga mampu membukukan pendapatan US$1 miliar atau sekitar Rp 14,5 triliun," jelas Prof. Jony.

Di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, saat ini bisnis rintisan atau startup tumbuh bak jamur di musim hujan. Maraknya bisnis startup saat ini pun tak lepas dari peran perusahaan keluarga.

Baca juga: Perkuat Peran Pendidikan Tinggi di Society 5.0, FST UT Gelar Seminar Internasional

 

Sekitar 85 persen startup ternyata mendapatkan modal pertamanya dari bisnis keluarga. Kini, sejumlah bisnis rintisan telah berkembang menjadi Unicorn, dan bahkan Decacorn.

Kehadiran startup tersebut diharapkan mampu menginspirasi banyak perusahaan, termasuk perusahaan keluarga, untuk menjadikan krisis justru sebagai peluang bisnis baru.

“Para pebisnis startup tersebut bak peselancar yang justru menjadikan krisis sebagai 'gelombang' untuk berselancar, yakni dengan memulai dan bahkan malah membesarkan bisnisnya,” tegas Prof. Jony Haryanto.

Bali menata ulang perekonomian

Dalam kesempatan sama, Gubernur Bali Wayan Koster memberi apreasiasi atas penyelenggaraan ICFBE 2021 di Bali.

“Saya berterima kasih atas penyelenggaraan konferensi internasional ini di Bali. Tema konferensi ini sangat menarik dan relevan dengan situasi saat ini. Menghadapi dampak pandemi Covid-19, kita dituntut untuk terus mencari jalan guna memulihkan berbagai sektor, termasuk ekonomi,” jelasnya.

Untuk itu, lanjut Wayan Koster, diperlukan kepemimpinan kuat dan inovatif guna membangun ketangguhan ekonomi serta kreativitas dari seluruh komponen. Pandemi Covid-19, ungkap Gubernur Wayan Koster, menyebabkan kontraksi yang sangat dalam bagi perekonomian Bali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com